SEMARANG, Jatengnews.id – Taj Yasin Maimoen atau yang akrab dipanggil Gus Yasin, pada Senin 6 Oktober 2025 kemarin dalam Muktamar ke 10 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengungkap adanya sosok kyai yang mempersatukan atau melakukan islah, Selasa (7/10/2025).
Baru-baru ini, nama Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) tersebut menjadi sorotan publik lantaran menjadi simbol bersatunya kubu Mardiono dan Agus Suparmanto. Hal tersebut dikarenakan namanya diangkat menjadi Sekretaris Jendral (Sekjen) PPP sesuai dalam putusan Islah.
Baca juga : Deklarasi, Caketum PPP Agus Suparmanto Solid Didukung 27 DPW se-Indonesia
Gus Yasin, juga membenarkan bahwa memang partai berlambang ka’bah tersebut sempat terjadi dualisme.
Kemudian, Gus Yasin menyampaikan, bahwa ada sosok Kyai yang mendorong untuk dilakukan islah demi masa depan partai PPP.
“Dulu di tahun 2014 juga sempat muncul kerak-kerak terjadi dualisme. Sehingga kami tidak ingin itu terjadi kembali,” ujarnya saat ditemui di Rumahnya, Kedaton Terrace Boulevard, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Ia menjelaskan, bahwa kejadian sebelumnya merupakan pengalaman yang harus diperbaiki supaya kedepan tidak terjadi lagi.
“Karena kita melihat dari Pemilu 2014 menuju ke 2019 itu ada penurunan, sehingga apalagi saat kita tidak lolos ke senayan,” ucapnya kepada Jatengnews.id pada Selasa (7/10/2025).
Berangkat dari keterpurukan tersebut, akhirnya para penggede partai PPP memutuskan untuk dilakukan perbaikan dan mempersatukan seluruh anggota partai dari tingkat ranting hingga DPP (Dewan Pimpinan Pusat).
“Sehingga saya sampaikan bahwa kita harus rekonsiliasi, kita harus islah dan pengurus langsung disatukan semuanya,” paparnya proses islah yang dilakukan.
Ia menjelaskan, bahwa dalam islah tersebut muncul kesepakatan-kesepakatan yang nantinya bisa membawa PPP untuk kembali masuk ke Senayan atau memiliki wakil dari legislatif.
Kemudian saat diminta mendetail siapa orang baik dibalik munculnya islah tersebut, dirinya enggan menyebutkan namanya dan hanya menyebut dia seorang kyai.
“Jadi kita ada (Sosok)yang menemukan kawan-kawan antara dua kubu ini dan mengharapkan sudahlah (dualismenya), kayaknya kalau dibiarkan akan semakin panjang,” jelasnya.
“Yang jelas bukan diantara dua kubu dan tidak ada dari Istana, sosoknya dari internal partai (PPP). Ia dikenal publik, karena sudah pernah nyalon DPRD, DPR. Ya bisa dikatakan begitu (sosoknya seorang Kyai),” sambungnya.
Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa hari ini sudah tidak lagi muncul dualisme maupun penolakan-penolakan setelah dilaksanakannya Muktamar PPP ke 10.
Tak hanya itu, pada Pemilu 2019 dirinya juga menargetkan untuk merebut kembali suara 8 juta di tingkat DPRD kabupaten/kota demi mendongkrak suara senayan.
Baca juga : Gus Yasin Diusulkan Jadi Sekjen PPP 2025–2030
“Jika melihat kawan dari PPP itu ada perbedaan antara DPRD kabupaten/kota dan DPRD provinsi dan DPR RI. Kalau kita melihat DPRD kabupaten/kota, kita suaranya ada 8 juta. Artinya kantong ini yang harusnya menjadi ukuran kita untuk menggerakkan kawan-kawan,” jelasnya. (03)