32.5 C
Semarang
, 8 Oktober 2025
spot_img

Wakil Ketua DPRD Jateng Mohammad Saleh Dorong Pesantren Ikut Bangun Industri dan Pertanian

Wakil Ketua DPRD Jateng, Mohammad Saleh, dorong pondok pesantren berkontribusi pada sektor industri dan pertanian.

SEMARANG, Jatengnews.id – Pondok pesantren didorong untuk turut berkontribusi dalam pembangunan di sektor industri dan pertanian di Jawa Tengah. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Jateng Mohammad Saleh.

Menurut Saleh hal ini untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045 dengan visi Jawa Tengah Sebagai Penumpu Pangan dan Industri Nasional yang Maju, Sejahtera, Berbudaya, dan Berkelanjutan.

Baca juga : Mohammad Saleh Dukung Program Internet Gratis Pemprov Jateng

Saleh menjelaskan untuk mewujudkan visi ini, dibutuhkan peran dari seluruh stake holder. Salah satunya adalah pondok pesantren yang dengan sumber daya manusia (SDM) yang dapat diarahkan untuk mendukung sektor tersebut.

“Jawa Tengah memiliki visi besar sebagai penopang pangan dan industri nasional. Dibutuhkan peran dari semua pihak, termasuk pondok pesantren,” katanya saat menghadiri Haflah Khotmil Quran dan Haul Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani di Ponpes Bahriyatul Asror Bandar, Kabupaten Batang, Sabtu (4/10/2025).

Haflah Khotmil Quran dan Haul Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani. (Foto : Dok DPRD Jateng)
Haflah Khotmil Quran dan Haul Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani di Ponpes Bahriyatul Asror Bandar, Kabupaten Batang, Sabtu (4/10/2025). (Foto : Dok DPRD JATENG)

Oleh sebab itu, kata dia, pondok pesantren tidak boleh hanya menjadi pusat pendidikan agama saja, tapi juga harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman.

Saleh menambahkan bahwa dengan jumlah santri dan jaringan alumni yang luas, pesantren di Jateng memiliki peran strategis dalam pengembangan di sektor pertanian serta industri.

Terlebih, Jawa Tengah dikenal sebagai lumbung pangan nasional dan menjadi penghasil padi terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Timur. Di mana provinsi ini menyumbang sebesar 17 persen produksi padi nasional.

“Kita tahu bahwa Jawa Tengah ini salah satu penghasil atau produksi padi terbesar kedua di Indonesia. Dan Jawa Tengah surplus padi rata rata hampir 2 juta ton setiap tahun,” ungkap Ketua DPD Golkar Jateng tersebut.

Di sisi lain, Jawa Tengah juga memiliki banyak kawasan industri yang menopang investasi di Indonesia dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Salah satunya KEK Industropolis Batang yang menjadi motor penggerak investasi dalam negeri.

Dikatakan Saleh, potensi di sektor pertanian dan industri ini membuat posisi Jawa Tengah begitu strategis dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Dua hal ini merupakan kekuatan besar bagi provinsi tersebut.

“Jawa Tengah ini harus seimbang, antara industri kaitannya lapangan kerja dengan pertanian yang berkaitan dengan produksi padi, jagung, dan lain sebagainya yang menopang ketahanan pangan kita,” ungkap Saleh. 

Melihat hal ini, pihaknya mendorong agar pondok pesantren turut terlibat. Salah satu langkahnya, menjalin kolaborasi dengan pemerintah daerah maupun stake holder lain untuk menyiapkan SDM berkualitas di bidang industri dan pertanian.

Baca juga : Masyarakat Diajak Perkuat Tanggung Jawab dan Kesetiakawanan Sosial Oleh Wakil Ketua DPRD Jateng

“Kami tentu berpesan ayo kita jaga produktivitas Jawa Tengah, sehingga apa yang sudah menjadi visi kami, kaitannya dengan industri dan pangan bisa terwujud,” ungkap Saleh. (ADV)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN