KARANGANYAR, Jatengnews.id – Di tengah derasnya arus modernisasi, masih ada sosok yang konsisten menjaga denyut kesenian tradisional. Dia adalah Sumanto, Ketua DPRD Jawa Tengah, yang baru saja dianugerahi gelar Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar oleh Paguyuban Dalang Karanganyar.
Gelar itu bukan tanpa alasan. Bertahun-tahun, Sumanto dikenal sebagai penggerak utama pelestarian wayang kulit di daerahnya. Hampir setiap bulan, halaman rumahnya di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, menjadi panggung bagi para dalang untuk unjuk kebolehan.
Baca juga : Sumanto Pacu Regenerasi Dalang Muda Lestarikan Budaya Wayang Kulit
Suara gamelan berpadu dengan cengkok dalang menggema hingga larut malam, menjadi bukti cinta Sumanto terhadap warisan budaya Jawa.
“Pak Manto ini bukan hanya penonton, tapi penggerak. Beliau memberi ruang, dukungan, dan semangat kepada para dalang,” ujar Ki Sulardiyanto Pringgo Carito, Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar, saat menggelar Pentas Wayang Kulit 30 Jam Nonstop memperingati Hari Wayang Dunia dan Nasional di kediaman Sumanto, belum lama ini.

Malam itu, 23 dalang lintas generasi tampil memainkan lakon Bharatayuda Jayabinangun. Dari dalang senior hingga muda, semua mendapat kesempatan yang sama. Tak hanya pementasan, acara juga diramaikan dengan pembagian hadiah bagi penonton—mulai dari kulkas hingga sepeda—menciptakan suasana guyub dan meriah.
Sumanto sendiri menilai, pelestarian budaya harus dimulai dari akar. Ia bahkan mengusulkan agar setiap desa memiliki Peraturan Desa (Perdes) yang mendorong warganya menampilkan kesenian tradisional dalam hajatan. “Kalau belum mampu nanggap wayang, cukup seni tradisional lainnya. Yang penting, budaya kita jangan sampai mati,” pesannya.
Perhatian Sumanto terhadap seni pedalangan tak hanya sekadar simbol. Ia menjadi jembatan bagi para seniman yang dulu kesulitan tampil karena biaya dan minim ruang ekspresi. Kini, di wilayah Tasikmadu, nyaris setiap 40 hari sekali ada pentas wayang—bukti bahwa budaya bisa tetap hidup ketika ada yang peduli.
“Beliau bukan hanya Bapaknya Wayang, tapi juga Bapak Pembangunan Karanganyar,” tutur Ki Sulardiyanto penuh hormat.
Baca juga : Sumanto Mengajak Masyarakat Teladani Banyak Nilai Positif dalam Wayang Kulit
Dalam balutan kesederhanaan dan rasa cinta budaya, Sumanto menunjukkan bahwa menjaga warisan leluhur bukan hanya soal tradisi, melainkan soal jati diri bangsa. (ADV)




