29 C
Semarang
, 13 Desember 2025
spot_img

Jadi Aneka Produk Bernilai Tinggi, Enceng Gondok Buka Harapan UMKM Desa

Temukan potensi ekonomi dari enceng gondok. Kerajinan ini menawarkan berbagai produk unik dan bernilai jual tinggi.

DEMAK, Jatengnews.id – Kerajinan berbahan enceng gondok terus menunjukkan potensi besar sebagai produk bernilai ekonomi. Salah satunya ditekuni oleh Sunartiningsih, pengrajin asal Kelurahan Bintoro Demak, yang telah menggeluti usaha kerajinan enceng gondok selama delapan tahun terakhir.

Sunartiningsih mengungkapkan, enceng gondok dapat diolah menjadi beragam produk, mulai dari ukuran kecil hingga besar.

Baca juga : Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Bandarharjo Jaga Kebersihan dan Olah Enceng Gondok

“Saya sudah bergelut dalam kerajinan ini sudah delapan tahun. Enceng gondok bisa dibuat macam-macam, dari gantungan kunci, gelang, vas bunga, tas, topi, tempat tisu, tempat buah, sampai yang besar seperti tempat laundry, tikar, dan meja kursi,” ujarnya, Sabtu (13/12/2025).

Produk-produk tersebut telah dipasarkan ke berbagai daerah, baik melalui pusat oleh-oleh maupun pameran. “Untuk penjualan, kami pasarkan di pusat oleh-oleh di Semarang dan Jakarta. Sering juga dibawa pameran oleh dinas, seperti di TMII Jakarta, Inacraft Jakarta, bahkan sampai ke luar Jawa,” kata Sunartiningsih.

Harga produk kerajinan enceng gondok bervariasi, tergantung jenis dan ukuran. Gantungan kunci dan gelang dibanderol sekitar Rp10 ribu, sandal jepit Rp25 ribu, tempat tisu Rp75 ribu, serta tempat buah berkisar Rp45 ribu hingga Rp60 ribu.

Sementara itu, tas dijual dengan harga Rp200 ribu hingga Rp350 ribu, tikar Rp800 ribu sampai Rp1,5 juta, tempat laundry Rp500 ribu hingga Rp1,6 juta, serta kursi seharga Rp500 ribu hingga Rp800 ribu.

Untuk bahan baku, Sunartiningsih mengaku tidak mengalami kesulitan. Ia membeli enceng gondok kering langsung dari petani. “Saya pesan yang batangnya panjang-panjang, karena kalau pendek proses menganyamnya kurang cepat dan kurang efisien. Harga bahan biasanya Rp6 ribu per kilogram, tapi kalau pilih yang bagus dan panjang bisa sampai Rp10 ribu hingga Rp13 ribu,” jelasnya.

Namun demikian, ia mengakui pemasaran saat ini cukup menantang. “Sekarang pemasaran agak sulit, tidak seperti dulu. Mungkin dari Pemkab bisa membantu untuk menggencarkan pemasaran,” harapnya.

Upaya pengembangan kerajinan enceng gondok juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Sebelumnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Demak menggelar Pelatihan Membuat Kerajinan dari Enceng Gondok di Balai Desa Jungsemi. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Demak, Agung Hidayanto.

Agung menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan literasi keterampilan. “Enceng gondok memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk yang bernilai guna dan bernilai ekonomis, sehingga bisa membuka peluang usaha baru bagi warga desa,” ujarnya.

Pelatihan dilanjutkan dengan praktik pembuatan tempat tisu dari enceng gondok. Peserta mendapatkan panduan mulai dari proses pengeringan bahan, teknik dasar anyaman, hingga tahap penyelesaian produk. Para peserta terlihat antusias dan berhasil menghasilkan karya yang rapi serta layak pakai.

Baca juga : Penuh Enceng Gondok Lokasi Wisata Telaga Merdada Mulai Dibersihkan

Pemerintah Desa Jungsemi menyambut baik kegiatan tersebut dan berharap keterampilan yang diperoleh masyarakat dapat dikembangkan menjadi produk unggulan desa serta mendorong tumbuhnya UMKM berbasis kerajinan lokal. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN