28 C
Semarang
, 22 Desember 2025
spot_img

Fadli Zon Tinjau Gedung Sarekat Islam di Semarang Revitalisasi Dijadwalkan 2026

SEMARANG, Jatengnews.id– Kementerian Kebudayaan memastikan langkah revitalisasi Gedung Sarekat Islam (SI) di Kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, akan mulai direalisasikan pada 2026.

Komitmen tersebut disampaikan langsung Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, saat meninjau kondisi bangunan bersejarah bersama Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, Jumat (19/12/2025).

Baca juga : Aksi 1000 Lilin untuk Ojol Affan Berubah Ricuh, Massa Serang Gedung DPRD Tegal

Pemerintah Kota Semarang menyambut positif rencana tersebut, mengingat Gedung Sarekat Islam merupakan salah satu simbol penting pergerakan nasional sekaligus bagian dari identitas sejarah Kota Semarang. Wali Kota Agustina menegaskan, Pemkot siap berkolaborasi aktif dalam proses pemugaran agar fungsi gedung dapat kembali optimal.

“Gedung ini bukan sekadar bangunan lama, tetapi saksi sejarah bangsa. Pemkot Semarang akan ikut terlibat dalam perawatan dan revitalisasi pada 2026, tentu dengan prinsip pelestarian yang tepat,” ujar Agustina.

Tak hanya fokus pada pembenahan fisik, Agustina menilai keberlanjutan Gedung SI sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat sekitar. Ia berharap bangunan tersebut kelak menjadi ruang publik yang aktif dimanfaatkan warga untuk kegiatan budaya, edukasi, dan sosial.

Sebagai cagar budaya tingkat kota yang ditetapkan sejak 2014, proses revitalisasi Gedung Sarekat Islam akan dilakukan secara hati-hati. Pemerintah daerah menegaskan seluruh tahapan pemugaran akan mengikuti kaidah konservasi dengan melibatkan tenaga ahli bersertifikat agar keaslian bangunan tetap terjaga.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan nilai strategis gedung seluas sekitar 1.000 meter persegi tersebut dalam perjalanan sejarah nasional. Selain menjadi pusat aktivitas Sarekat Islam, gedung ini juga pernah menjadi ruang pertemuan tokoh-tokoh pergerakan dan memiliki peran penting dalam peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

“Revitalisasi ini tidak boleh berhenti pada perbaikan bangunan. Yang utama, Gedung Sarekat Islam harus kembali hidup dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Bisa menjadi ruang belajar budaya, diskusi, pameran sejarah, hingga kegiatan sastra,” kata Fadli.

Fadli mengungkapkan, berdasarkan pengamatannya sejak 2012, kondisi gedung memang mengalami sejumlah kerusakan serius, mulai dari kebocoran atap hingga akar pohon yang menembus dinding. Namun demikian, ia menilai tingkat keaslian bangunan masih sangat kuat.

“Sekitar 70 hingga 80 persen struktur aslinya masih bertahan, termasuk pilar kayu jati, bentuk atap, dan tulisan ‘S.I.’. Ini menjadi modal besar untuk proses pelestarian,” jelasnya.

Revitalisasi Gedung Sarekat Islam pada 2026 diharapkan mampu mengembalikan peran strategis bangunan tersebut sebagai pusat edukasi sejarah dan ruang kreatif masyarakat, khususnya generasi muda. Upaya ini sekaligus mempertegas posisi Semarang sebagai kota yang memiliki jejak kuat dalam sejarah pergerakan nasional.

Baca juga : Bupati Brebes Resmikan Gedung Sekolah Minggu HKBP Brebes

“Merawat Gedung Sarekat Islam berarti menjaga jati diri Kota Semarang. Saya ingin tempat ini menjadi ruang yang akrab bagi warga—untuk berkarya, berdiskusi, atau sekadar menikmati sejarah dalam keseharian,” tutup Agustina. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN