SEMARANG, Jatengnews.id – Indonesian Women in Transportation and Logistics (IWTL) Jateng menggelar kegiatan Fun Walk (Jalan Sehat) dan Senam Zumba dengan mengusung tema “Women Move Forward: Sehat, Solid, Sinergi”.
Kegiatan ini menjadi upaya memperkuat kolaborasi perempuan di sektor transportasi dan logistik dalam mendorong kemajuan logistik Jawa Tengah.
Baca juga: Hadapi Nataru, Pelindo Perkuat Layanan Terminal Penumpang Tanjung Emas
Ketua IWTL Jawa Tengah, Bayu Wijayanti, yang diwakili Ketua Panitia Elok Khotijah, mengatakan kegiatan tersebut menjadi wadah pemersatu perempuan-perempuan logistik agar dapat bersinergi, bekerja sama, serta saling bahu-membahu menghadapi tantangan industri logistik.
“Kegiatan ini kami selenggarakan pada akhir tahun dalam rangka memperingati Hari Ibu. Selain jalan sehat dan senam Zumba, acara juga diisi dengan makan bersama yang melibatkan pelaku forwarding dan logistik di wilayah Semarang dan sekitarnya,” ujar Elok saat diwawancarai.
Menurutnya, kegiatan berlangsung sejak pagi tadi diikuti peserta dari berbagai perusahaan logistik di Jawa Tengah.

Sementara itu, Penasihat IWTL DPW Jawa Tengah, Dra. Lulu MRW, MSi, menambahkan bahwa sektor logistik dan forwarding di Jawa Tengah menunjukkan tren pertumbuhan positif sepanjang 2025 dan diproyeksikan terus meningkat pada 2026.
“Saat ini, kapasitas pelabuhan di Jawa Tengah sudah mendekati batas maksimal seiring meningkatnya arus kargo. Hal ini didorong oleh masuknya banyak investor, khususnya dari Tiongkok, ke kawasan industri strategis seperti Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jateng Line, dan kawasan industri lainnya,” jelasnya.
Masuknya investasi tersebut semakin menguatkan peran strategis pelaku forwarding dan logistik. Jasa yang diberikan sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas industri, mulai dari pengurusan barang, kepabeanan, hingga distribusi logistik ke berbagai wilayah.
“Dengan semakin derasnya arus investasi ke Jawa Tengah, baik di Batang, Kendal, maupun Semarang, prospek bisnis forwarding dan transportasi pada 2026 dipastikan lebih cerah dibandingkan 2025,” tambahnya.
Volume kegiatan ekspor dan impor pun diperkirakan terus meningkat. Optimisme ini diperkuat oleh dukungan pemerintah melalui penyediaan berbagai fasilitas serta pembangunan infrastruktur yang terus digenjot.
Sebagian besar pelaku usaha logistik bergerak di sektor jasa, khususnya jasa kepabeanan dan pelayanan pelabuhan. Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) berperan dalam pengurusan perizinan ekspor dan impor, sementara perusahaan forwarding atau Non Vessel Operating Common Carrier (NVOCC) bertindak sebagai pengangkut tanpa memiliki kapal sendiri.
“Di Jawa Tengah, anggota IWTL mayoritas berasal dari PPJK dan perusahaan forwarding yang tergabung dalam DPW IWTL Jawa Tengah,” tambahnya.
Baca juga: Hadapi Nataru, Pelindo Perkuat Layanan Terminal Penumpang Tanjung Emas
Ia menambahkan, peningkatan kualitas infrastruktur serta biaya produksi yang relatif lebih rendah dibandingkan provinsi lain menjadikan Jawa Tengah sebagai tujuan relokasi banyak perusahaan. Pengembangan kawasan industri seperti KITB, KIK, dan Jateng Line semakin mengukuhkan posisi Jawa Tengah sebagai pusat pertumbuhan logistik nasional.
“Stabilitas politik dan keamanan wilayah yang terjaga juga menjadi faktor penting dalam memberikan kepastian usaha bagi investor,” pungkasnya. (01).



