28 C
Semarang
, 22 Desember 2025
spot_img

LSSFF 2025 Sukses, Semarang Kian Kokoh Jadi Kota Film Pendek Nasional

Lawang Sewu Short Film Festival 2025 merayakan kreativitas sineas muda dengan berbagai kompetisi dan workshop inspiratif.

SEMARANG, Jatengnews.id– Penyelenggaraan Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 menandai langkah serius Pemerintah Kota Semarang dalam membangun kota sebagai ruang tumbuh sinema pendek nasional.

Malam Anugerah yang digelar di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jumat (19/12/2025), menjadi puncak perayaan kreativitas sineas muda dari berbagai daerah.

Baca juga : Lawang Sewu Short Film Festival 2025 Dimulai

Festival film pendek yang digagas Pemkot Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini tidak hanya menghadirkan kompetisi, tetapi juga proses pembinaan berkelanjutan. LSSFF 2025 dirangkai melalui forum inspiratif, pelatihan, Mini Lab, pemutaran film, hingga penganugerahan karya terbaik.

Salah satu hasil nyata dari proses tersebut terlihat pada program workshop dan Mini Lab. Iwan Resdiyanto, sineas muda asal Semarang, terpilih sebagai pemenang Lomba Ide Cerita lewat proyek film *The Last Swing* dan memperoleh dukungan biaya produksi sebesar Rp50 juta.

Antusiasme peserta tampak kuat pada kompetisi utama *Short Film Competition*. Sebanyak 144 film pendek dari berbagai kota di Indonesia masuk seleksi. Setelah melalui kurasi dan penilaian juri, terpilih karya-karya terbaik yang dinilai memiliki kekuatan cerita, teknis, dan relevansi isu.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menegaskan bahwa LSSFF sejak awal diarahkan sebagai festival berskala nasional, bukan sekadar agenda lokal.

“Kami ingin Semarang menjadi rumah bagi film pendek Indonesia. Soal pemenang berasal dari mana, itu tidak penting. Yang utama kualitas dan keberagaman gagasan yang hadir di sini,” tegas Agustina.

Ia juga memastikan keberlanjutan festival ini pada tahun mendatang dengan pengelolaan yang lebih matang dan jangkauan yang lebih luas.

“Kerja panitia luar biasa. Tahun depan LSSFF akan kami lanjutkan dengan perencanaan yang lebih kuat,” katanya.

Dukungan juga disampaikan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Menurutnya, LSSFF berperan penting dalam memperluas ekosistem perfilman nasional, khususnya bagi film pendek yang kerap minim ruang apresiasi.

“Festival ini membuka peluang bagi sineas muda untuk dikenal lebih luas. Ini bukan hanya soal penghargaan, tetapi soal membangun kepercayaan diri dan jejaring menuju level nasional dan internasional,” ujar Fadli Zon.

Ia menilai model festival seperti LSSFF patut direplikasi di daerah lain dengan dukungan kolaborasi lintas sektor, sekaligus sebagai penggerak ekonomi kreatif.

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena melihat potensi besar LSSFF sebagai lokomotif industri kreatif daerah. Ia mendorong agar film-film pemenang tidak berhenti di panggung festival.

“Film-film ini perlu terus diputar, ditonton publik, terutama generasi muda. Dari sini dampaknya bisa merembet ke pariwisata, kuliner, hingga UMKM,” ujarnya.

Pada Malam Anugerah, panitia menetapkan para pemenang di sejumlah kategori. Penyunting Terbaik kategori pelajar diraih Muhammad Arjuno melalui film Pangestuku. Kategori mahasiswa dimenangkan Khansa Maliki (Salah Seleh), sementara kategori umum diraih Yohanes Yoga Prayuda (Gin Swa).

Kategori Skenario Film Pendek Terbaik masing-masing diraih Dibalik Sapuan Warna (pelajar), Pulasara (mahasiswa), dan Purusa: Wedding Scared (umum). Film Pendek Pilihan Juri jatuh pada Skaone: Diantara Teman dan Rahasia (pelajar), Pulasara dari Skandium Project Universitas Jember (mahasiswa), serta Kotak Amal dari Jagat Raya Films Samarinda (umum).

Penghargaan Pemeran Terbaik diberikan kepada Xends Putraku Sayang (Pangestuku) kategori pelajar, Marcelina Delaily (Ting Ting Dance With Breathes Hope) kategori mahasiswa, dan Asmara Abigail (Gin Swa) kategori umum.

Adapun Sutradara Terbaik diraih Joshua Michael Nainggolan (Kaset Pita) untuk kategori pelajar, Rifoi Ardiyanto (Tut Wuri Handayani) kategori mahasiswa, dan Muhammad Jaya (Kotak Amal) kategori umum. Film Pendek Terbaik masing-masing kategori diraih Pangestuku (pelajar), Ting Ting Dance With Breathes Hope (mahasiswa), serta Ciak, Ciak, Ciak! (umum).

Baca juga : Lawang Sewu Gelar Sholat Iduladha 2025, Ibadah Sambil Wisata

Keberhasilan LSSFF 2025 semakin menguatkan posisi Semarang sebagai salah satu episentrum film pendek nasional, sekaligus etalase lahirnya sineas muda dengan gagasan segar dan berdaya saing. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN