29 C
Semarang
, 26 July 2024
spot_img

Warga Semarang Toleransi ke Bhikkhu Thudong

Semarang, Jatengnews.id – Masyarakat Kota Semarang tunjukan toleransinya dalam kegiatan Bhikkhu Thudong yang tidak pandang agama dan budaya mereka saling bahu membahu.

Telah diketahui bahwa ada 43 rombongan Bhikkhu Thudong dari empat negara yang melakukan perjalanan dari Kota Semarang menuju Magelang dalam perayaan Waishak di Candi Borobudur.

Baca juga: Sebanyak 43 Bhikkhu Thudong Berjalan Menuju Borobudur

Terlihat, dari mulai Rabu (15/5/2024) kemarin mereka tiba di Kota Semarang disambut hangat oleh masyarakat dengan berbagai  upacara penyambutan.

Puncaknya, Kamis (16/5/2024) pagi tadi mereka para Bhikkhu Thudong dilepaskan langsung oleh Wali Kota Semarang dalam prosesi perjalanan spiritualnya dari Vihara 2500 Budha Jayanti menuju Candi Borobudur.

“Kehidupan masyarakat di Indonesia itu ajer-ajer. Momor, momot, kamot dan memangkat,” ungkap Pantia perjalanan Bhikkhu Thudong dari Kota Semarang, Wahyudi Santiphalo.

Maksudnya, masyarakat Indonesia khususnya Kota Semarang itu bisa menerima, menampung, mewadahi dan semuanya mendapat tempat tanpa memandang agama apapun.

“Agama apapun, suku bangsa apapun itu diterima setaradi Nusantara. Tidak ada yang menonjol (super power) semua berdiri diatas kakinya. Tidak ada besar kecil dan mayoritas atau minoritas semuanya guyup dalam acara ini,” tuturnya.

Hal ini juga dirasakan Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, Bhikkhu Khemacaro Mahathera bahwa dirinya merasakan toleransi yang ditunjukan kepadanya sebagai salah Bhikkhu Thudong.

“Beliau ingin mempunyai pesan bahwa Indonesia yang sangat ramah tamah. Tentunya beliau mendoakan Indonesia tetap seperti ini, bahkan menjadi lebih ramah tamah dan toleransi,” ucap Khemacaro yang tergabung dalam rombongan tersebut mewakili perwakilan para Bhikkhu tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan, bahwa kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai elemen.

“Ini temen-temen banyak sekali yang membantu seperti FKUB, Walubi, relawan lintas agama seperti Banser, lalu BPBD hingga TNI Polri banyak banget yang disini,” ujarnya.

Baca juga: Nana Sudjana Sambut Bhikkhu Thudong, Siap Kawal dan Sukseskan Peringatan Waisak 2024

Kiranya, hal-hal seperti inilah yang bisa membuka Kota Semarang menjadi wilayah yang toleran sehingga aman dan nyaman untuk seluruh masyarakat dari agama apapun.

“Kita berharap ini menjadi satu, salah satu bentuk toleransi yang sejak dulu di Kota Semarang ini sudah ada dan ini menjadi satu program tahunan yang kita sudah tahu dan bisa akan diintegrasikan dengan organisasi yang lain,” tandasnya. (Kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN