Semarang, Jatengnews.id – Tinggal menghitung 18 hari lagi, maskapai penerbangan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang bakal dibuka untuk rute Internasional. Situasi ini, dinilai bakal meningkatkan angka wisatawan dari mancanegara.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah (Jateng), Agung Hariyadi saat menanggapi kembalinya Bandara Ahmad Yani Semarang berstatus Internasional kepada Jatengnews.id, Senin Mei 2025.
Agung sapaan akrabnya menambahkan, terhitung sejak munculnya Surat Keputusan (SK) Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2025 yang terbit pada 25 April 2025 lalu, maka pihak maskapai mulai mensosialisasikan dan atau melakukan publikasi dengan jangka waktu 28 hari.
“Artinya pada 20 Mei 2025 mendatang atau 18 hari lagi bakal mulai aktif untuk rute penerbangan Internasional. Adapun untuk maskapai yang bersiap menjadi rute penerbangan internasional yakni dari maskapai AirAsia, Scoot Lion Air Group (Batik dan Malindo),” ujarnya.
Baca juga: Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Berstatus Internasional
“Dari semua maskapai tersebut, target awal rute yang bakal dibuka yakni dari Malaysia dan Singapura,” tambah Agung.
Dirinya juga menyebutkan, bahwa dari dua negara tersebut, kiranya kedepan bakal menjadi kran pembuka awal wisatawan mancanegara di Wilayah Jateng.
Berdasarkan datanya, dua tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Tercatat wisatawan asing di Jateng pada tahun 2023 sebanyak 464.719, kamudian tahun 2024 sebanyak 593.168.
“Angka ini sudah kembali ke normal pasca adanya Covid 19, sebelumnya hanya 100 ribu atau 200 ribuan,” jelasnya kepada Jatengnews.id.
Angka tersebut, semasa tidak ada rute penerbangan Internasional di Bandara Jendral Ahmad Yani atau mereka masuk melalui rute domestik.
Agung menceritakan bahwa situasi ini, bentuk upaya Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi yang mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan.
“Kita tentu akan memanfaatkan itu sebagai peluang pasar untuk peningkatan pariwisata di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Jika melihat pengalaman tahun 2018, saat rute penerbangan Internasional masih dibuka di Bandara Jendral Ahmad Yani, wisatawan asing dari jalur tersebut menyumbang wisatawan asing sebanyak 52.641 jiwa.
Melihat angka di tahun 2018 tersebut, dirinya menargetkan untuk kedepan pertahunnya bisa menyumbang 60 ribu wisatawan mancanegara di Jateng.
Jika menengok kondisi saat ini, Jateng sudah memiliki magnet wisatanya masing-masing untuk para wisatawan.
Dalam datanya ada sekitar sepuluh negara yang warganya bakal berbondong-bondong memanfaatkan rute Internasional tersebut.
Negara yang dimaksudkan yakni, Malaysia, Singapura, China, India, Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Jepang, Inggris, dan Filipina serta lainnya.
Baca juga: Gubernur Jateng Kembalikan Status Bandara Ahmad Yani Jadi Internasional
Adapun untuk lokasi yang bakal menjadi favorit para wisatawan mancanegara dan hari ini kondisinya sudah siap dikunjungi yakni, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendhut dan Pawon, Punthuk Setumbu, Bukit Rhema, Karimunjawa, Lawang Sewu, Pura Mangkunegaran, Kota Lama Semarang, dan Kawasan Dieng.
“Merespon hal ini, teman-teman pegiat wisata di Jawa Tengah sepakat untuk membuat event-event guna meningkatkan angka wisatawan mancanegara di Jateng. Kedepan, event-event yang melibatkan wisatawan mancanegara bakal digelar,” tegas Agung.
Karimunjawa Jadi Pintu Masuk Wisatawan Asing
Jika menengok pulau Karimunjawa memang dipersiapkan untuk mencuri perhatian dunia.
“Karimunjawa akan ‘dijual’ ke dunia Internasional,” ujar Ahmad Luthfi beberapa waktu lalu saat meninjau kesiapan Bandara Dewandaru.
Kabarnya, di pulau ini bakal digelar Karimunjawa International Skydiving and Adventure (KISA) 2025, event bergengsi yang akan digelar pada 7–11 Mei 2025.
“Ini merupakan langkah awal menjadikan pusat adventure tourism, dan menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara setelah Borobudur,” terangnya.
Bahkan di Karimunjawa ini telah diusulkan untuk dibangun waterfall city atau mukanya Karimunjawa.
“Kita sudah usulkan ke pemerintah pusat untuk membangun waterfall city, namun saat ini sedang proses,” ujarnya.
Bahkan Gubernur Jateng juga tengah konsen membangun Karimunjawa sebagai magnet wisatawan asing.
Hal ini terbukti dengan dilaksanakannya Karimunjawa International Skydiving and Adventure (KISA) 2025 yang diikuti 59 peserta dari enam negara.
“Itu dijadikan sebagai momentum peluncuran wisatawan Internasional,” tuturnya.
“Setelah ini juga akan dibuatkan paket-paket reguler wisata, ini peluangnya sangat bagus,” sambungnya.
Untuk Bulan September atau Oktober 2025 nanti juga akan ada event mancing di Karimunjawa yang akan mengundang pemancing Internasional.
“Dan itu bandara kita sudah bisa dipakai, karena proses publikasi sudah lewat,” ucapnya.
Adanya penerbangan ini nanti bakal mempermudah para wisatawan mancanegara. Bahkan pada bulan Juli 2025 bakal ada maskapai penerbangan seminggu tiga kali dari Semarang dan Yogyakarta menuju Karimunjawa.
“Adanya event dan transportasi ini bisa meningkatkan angka wisatawan di Karimunjawa,” jelasnya.
Alasan Rute Singapura dan Malaysia
Tak hanya rute penerbangan dari Malaysia, untuk rute Singapura dinilai juga bakal menjadi penyumbang wisatawan.
Menurutnya, Singapura ini menjadi pusatnya wisatawan Internasional berkumpul.
“Dari manapun lewat Singapura kan, baru Singapura ke lainnya,” ujarnya.
Jika melihat potensi dari negara tetangga yakni Malaysia yang ditargetkan bakal dibuka pertama, dinilai menjadi penyumbang terbesar wisata religi dari mancanegara.
“Penyumbang terbesar wisatawan asing melalui jalur udara atau rute penerbangan internasional itu dari Malaysia (tahun 2018 mencapai 9.729 jiwa kunjungan),” sebutnya
“Banyak warga Malaysia yang datang ke Indonesia untuk melakukan wisata religi, khususnya di daerah Pantura (Pantai Utara),” imbuhnya.
Baca juga: Bandara Ahmad Yani Layani 2,2 Juta Penumpang Sepanjang 2024
Adanya rute penerbangan ini, menurutnya kedepan bakal menjadi jalur untuk mempermudah wisatawan muslim dari Malaysia datang ke Jateng.
Tak hanya dari umat Islam, dari agama-agama lain pun juga telah disiapkan rencananya.
“Artinya kita akan lebih ditekankan untuk seperti itu, karena kita pun juga sudah ada regulasinya,” paparnya.
“Tidak hanya kaum muslim sebenarnya, tapi juga wisatawan religi seperti di borobudur untuk umat buddha yang beribadah,” sambungnya.
Partisipasi Masyarakat dan Nilai Manfaat UMKM
Adanya potensi peningkatan wisatawan mancanegara ini, kiranya sangat perlu adanya partisipasi dari masyarakat setempat.
“Kami harapkan dengan adanya pergerakan wisatawan mancanegara maupun domestik itu sendiri, memang tidak lepas dari masyarakat itu sendiri untuk menerima tamu-tamu mereka dengan baik,” jelasnya.
Kiranya, masyarakat yang daerah menjadi lokasi rujukan supaya tetap menjaga keamanan, kenyamanan untuk wisatawan dan kebersihan.
“Dan tidak ada pungli,” imbuhnya.
Jika melihat keuntungan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), kiranya saat ini menjadi kaitan yang kuat dengan wisatawan.
“Karena saat ini kalau melihat wisatawan itu, tidak jauh dari kuliner. Kuliner itu 60 persen sendiri, sedangkan hunian hotel itu 40 persen,” jelasnya.
Geliat kuliner ini, kiranya menjadi bukti kesuksesan meningkatkan pemasukan UMKM di Jateng.
Agung memberi bocoran, bahwa Pemprov Jateng menargetkan pada tahun 2027 bakal menjadi gagasan yang lebih serius untuk konsep wisata.
Sementara saat ini pihaknya secara perlahan menyiapkan untuk menyongsong cita-cita Jateng menjadi daerah favorit berwisata.
“Karena saat ini tengah fokus mempersiapkan infrastruktur, pertanian, pangan, pendidikan, kesehatan, dan investasi,” pungkas Agung. (ADV-01).