
Semarang, Jatengnews.id – Jawa Tengah Berubah! Perubahan menjadi lebih baik terlihat dalam 100 hari terakhir, atau semenjak Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin dilantik pada 20 Februari 2025. Tak sebatas program, berbagai kebijakan telah dieksekusi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sejumlah kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur bahkan menjadi yang terbaik di antara provinsi lain di Indonesia. Gaya kepemimpinan keduanya yang fokus pada program kerja dan kesampingkan citra politik memang membuat tak populer. Namun dampaknya nyata bagi kesejahteraan warga Jawa Tengah.
Usai dilantik, Gubernur Ahmad langsung keliling ke 35 kabupaten dan kota di Jateng. Bukan sebatas rapat, tapi bertemu langsung dengan masyarakat dan mengetahui detil kebutuhannya. Imbasnya, program-program yang disusun sesuai dengan kebutuhan warga Jawa Tengah. Layanan dasar jelas jadi prioritas. Pangan, kesehatan, papan dan sandang haruslah tercukupi meski dilakukan secara bertahap.
Baca juga: 100 Hari Kinerja Luthfi -Yasin, Program Sekolah Swasta Gratis Disambut Antusias Warga
Total ada 136 program dan sejumlah 38 atau 28% program di antaranya telah terlaksana. Selanjutnya 73 atau 54 % program telah teranggarkan dan 25 atau 18% sisanya segera dikebut.
“Turun ke masyarakat, ketahui akar persoalannya dan segera eksekusi,” kata Ahmad Luthfi yang menyukai kerja tepat dan cepat untuk masyarakat.
Sejumlah program yang telah terlaksana di antaranya adalah Pesantren Obah melalui dana pengembangan pesantren, pelayanan kesehatan yang paripurna melalui asuransi kesehatan gratis bagi warga miskin. Percepatan penanganan stunting, subsidi pangan murah, pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan pengembangan tempat pembuangan sampah regional.
Menariknya, dalam 100 hari kerja Gubernur Ahmad Luthfi dan Wagub Taj Yasin Maimoen, ada 10 kebijakan yang benar-benar terasa dampak positifnya.
Kurang dari 100 hari, keduanya bisa mengembalikan status internasional Bandara Ahmad Yani Kota Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Solo. Bandara A Yani untuk pelayanan penumpang dan Adi Soemarmo khusus untuk haji dan umrah.
Kedua, pelayanan kesehatan yang mendekatkan pada masyarakat yakni Speling yang menjadi primadona. Speling merupakan singkatan dari dokter spesialis keliling (Speling) hadir di Balai Desa-Balai Desa yang dekat dengan rumah-rumah warga. Mulai dari cek hipertensi, diabetes, TBC, kanker serviks, kanker payudara, gangguan pengelihatan hingga pendengaran. Semua gratis dan cukup bawa KTP saja.
Bahkan jumlah warga yang memanfaatkan layanan ini mencapai 2,3 juta. Catatan pemerintah pusat untuk layanan cek kesehatan gratis, jumah itu menjadi yang tertinggi. Sementara Jawa Timur 1,2 juta pendaftar hadir dan Jawa Barat 501 ribu pendaftar hadir.
Ketiga, Jateng menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memberikan “sekolah gratis” di SMA dan SMK Swasta. Total ada 139 SMA dan SMK swasta, terdiri dari 56 SMA dan 83 SMK.
Jumlah kuota siswa yang mengikuti program ini sebanyak 5.004 orang, atau tiap sekolah satu kelas berisikan 36 siswa. Gubernur memerintahkan alokasi Rp 2 juta per siswa per tahunnya dari APBD.
Keempat, adalah program desalinasi yang mengubah air payau menjadi air tawar. Hal ini telah dilakukan di rumah susun Slamaran Kota Pekalongan. Kapasitas air bisa dimanfaatkan untuk 250 keluarga atau 1.000 orang.
Kelima, Program Pesantren Obah telah dijalankan dan menyasar peningkatan kualitas. Output pesantren ke depannya tak hanya kuat dari sisi agama, namun juga memberikan dampak signifikan untuk kesejahteraan masyarakat dari penguatan karakter hingga urusan perekonomian.
Keenam, Gubernur Ahmad Luthfi melalui SK Gubernur Nomor 100.3.3.1/124 Tahun 2025 tentang Penurunan Tarif Angkutan Aglomerasi Perkotaan Trans Jateng sebesar Rp 1.000. Tarif ini bisa dimanfaatkan bagi pelajar, veteran, buruh, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Hadiah untuk buruh tak hanya itu saja. Pada program ketujuh yang telah terealisasi dan dinilai populis adalah pembentukan koperasi bagi buruh. Barang yang dijual juga merupakan kebutuhan sehari-hari buruh. Semua bahan akan dibeli langsung dari produsen atau tanpa perantara, sehingga harga tetap terjaga atau terjangkau buruh.
Kedelapan, launching Kartu Zilenial. Lewat Kartu Zilenial maka berbagai kemudahan akses untuk pengembangan diri bisa didapat. Kartu Zilenial adalah gagasan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakilnya Taj Yasin Maimoen. Keinginan untuk mengembangkan potensi anak-anak muda kategori usia Zilenial menjadi latar belakang utamanya.
Kartu spesial untuk pemuda pemudi Jawa Tengah berumur 16 hingga 30 tahun yang ingin berkembang dan bertumbuh, baik di bidang kewirausahaan, keterampilan, maupun komunitas. Buka peluang baru, kembangkan ide-ide brilianmu, dan jadilah bagian dari generasi inovatif yang siap menciptakan perubahan.
Sembilan, Kecamatan Berdaya. Melalui program tersebut, seluruh kecamatan di 35 Kabupaten/Kota di Jateng dijadikan sebagai pusat kemajuan perekonomian dan kreativitas warga. Tak hanya itu, kecamatan juga bakal menjadi wadah pemberdayaan masyarakat serta perlindungan bagi perempuan, anak, penyandang disabilitas, serta anak-anak muda potensial.
Gubernur mengatakan, Kecamatan Berdaya dinilai efektif untuk membangun daerah. Sebab, kecamatan merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Maka dari itu, program ini diharapkan bisa menyentuh 8.563 desa/kelurahan yang ada di Jateng.
“Provinsi kalau mau langsung menyentuh desa, tidak mampu. Jumlah desa/kelurahan sebanyak 8 ribuan, tetapi kalau Camat, mampu,” ujarnya.
Sepuluh, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin membentuk forum untuk kerja kolaboratif Pemprov bersama stakeholder, yakni pembentukan Forum Rektor, forum kolaborasi lainnya meliputi Forum Senayan yang berisi anggota DPR RI asal Jateng, Forum Berlian (DPRD Jateng), hingga himpunan pengusaha.
Baca juga: Bandara Ahmad Yani Berstatus Internasional, Hasil Penting 100 Hari Kerja Luthfi Yasin
Dalam Forum Rektor ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi dengan 44 perguruan tinggi di wilayahnya, untuk mempercepat capaian program yang dicanangkan.
Pemprov Jateng menyediakan 29 program dalam kerjasama ini, dengan masa waktu mulai dari 2025 hingga 2029. Program-program itu di antaranya penurunan angka stunting, pendampingan usaha mikro kecil menengah, pendampingan desa wisata, penguatan wawasan kebangsaan dan pendidikan moderasi beragama, pelatihan konten kreator untuk desa wisata, dan lainnya.
Program terealisasi lainya adalah jambanisasi 100 persen, peningkatan kualitas jalan provinsi, normalisasi bantaran muara untuk kapal tradisional, moderasi beragama dan wawasan kebangsaan, pengembangan sister province.
Sementara itu sejumlah program siap dilaksanakan karena sudah teranggarkan di tahun 2025 ini. Di antaranya adalah mendorong pengembangan SMA/SMK unggul di setiap kecamatan, meningkatkan kesejahteraan atlet-pelatih dan manajemen olahraga, mendukung Jawa Tengah bebas peredaran narkoba. Kemudian penanganan menuju Jateng bebas Bullying, mendorong pembangunan Giant Sea Wall untuk mencegah abrasi, banjir rob dan sedimentasi. (02)