28 C
Semarang
, 6 June 2025
spot_img

Pasokan Komoditas Pangan Terjaga Jateng Alami Deflasi 0,49 Persen

Semarang, Jatengnews.id – Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm) pada Mei 2025, lebih rendah dibanding angka nasional (-0,37%; mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menjelaskan deflasi Jawa Tengah pada bulan Mei 2025 ini juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 1,38% (mtm), seiring dengan pasokan pangan yang terjaga. Secara tahunan, inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,66% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,60% (yoy).

Baca juga : Diskon Tarif Listrik Jadi Penyumbang Deflasi di Jateng

“Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi. Deflasi terendah berlangsung di Kabupaten Wonosobo yang mencatatkan deflasi sebesar 0,83% (mtm),” katanya melalui siaran pers, Kamis (05/06/2025).

Penurunan tekanan inflasi terutama disebabkan oleh deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (deflasi 1,70%, dengan andil deflasi 0,49%; mtm) seiring dengan pasokan komoditas strategis yang mencukupi. Komoditas utama penyumbang deflasi adalah bawang merah sejalan dengan normalisasi pasca kenaikan harga bawang merah pada Maret – April 2025 dan memasuki masa panen, antara lain di Brebes.

Lebih lanjut, cabai rawit dan cabai merah juga mengalami deflasi seiring dengan normalisasi permintaan pasca libur panjang HBKN Idulfitri, serta memasuki masa panen di beberapa sentra produksi, seperti Magelang dan Blora. Komoditas bawang putih juga mencatatkan penurunan harga yang dirasakan mulai dari tingkat distributor.

“Lebih lanjut, deflasi yang terjadi juga disebabkan oleh penurunan harga Kelompok Transportasi dengan andil deflasi sebesar 0,04% (mtm). Penurunan tekanan inflasi terutama bersumber dari tarif angkutan antar kota seiring dengan normalisasi tarif angkutan antar kota pasca tuslah lebaran (tambahan pembayaran) dengan kenaikan maksimal 20-30 persen pada bulan April 2025,” ujarnya.

Penurunan lebih lanjut pada Kelompok Transportasi tertahan oleh komoditas sepeda motor seiring dengan pemberlakuan tarif opsen pajak kendaraan bermotor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,05% sejak April 2025.
Di sisi lain, Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami inflasi (inflasi 0,08%, dengan andil inflasi 0,01%; mtm), terutama disumbang oleh komoditas tarif pulsa ponsel.

Peningkatan harga pulsa ponsel terjadi seiring dengan normalisasi tarif paket internet pasca diskon hingga 50% sepanjang periode mudik lebaran dan Nyepi 2025.

“Ke depan, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” katanya.

Baca juga : Kenaikan Harga Bahan Pangan Bawa Kota Semarang Alami Inflasi 1,85 Persen

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN