Demak, Jatengnews.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak tengah melakukan investigasi mendalam terkait fenomena kematian massal ikan bandeng dan mujair yang terjadi di kawasan tambak Pantura Sayung.
Kejadian yang terjadi sejak Minggu malam, 8 Juni 2025, sekitar pukul 17.30 WIB itu sempat menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena disertai bau menyengat dan dikhawatirkan terkait dengan pencemaran lingkungan.
Baca juga : Kecelakaan Sayung Demak, Wanita Pengendara Motor Terlindas Truk
Perwakilan dari DLH Demak, Safril, menyampaikan bahwa insiden tersebut terpantau hanya terjadi di satu titik tambak, tepatnya di area sebelah karoseri SKU. Berdasarkan keterangan warga sekitar, peristiwa ini terjadi usai hujan deras yang disusul oleh surutnya aliran air.
DLH telah melakukan pengambilan sampel air di dua titik lokasi untuk menganalisis kualitas air tambak. Hasil uji kualitas air menunjukkan: Titik 1 (depan PT. Etercon Pharma): pH: 7,6 | DO: 5,59 | Turbiditas: 46 | Konduktivitas: 7,49 | Salinitas: 0,4
Titik 2 (antara Karoseri SKU dan PT. Gaviansi): pH: 7,8 | DO: 5,82 | Turbiditas: 25 | Konduktivitas: 20,1 | Salinitas: 1,2
Dari hasil awal ini, tidak ditemukan indikator yang secara langsung mengarah pada pencemaran berat di kawasan tersebut. Namun, DLH tetap melanjutkan pengkajian lebih lanjut terhadap faktor-faktor alamiah yang mungkin berkontribusi, seperti perubahan mendadak pada salinitas dan suhu air akibat fenomena rob dan hujan deras.
Ketua Forum Solusi Lingkungan (Fosil) Kabupaten Demak, Sutris, menambahkan bahwa kejadian tersebut kemungkinan besar bersifat lokal.
“Itu hanya satu tambak saja, namun karena aliran air menuju satu titik, terkesan seperti pencemaran besar. Bisa jadi ikan air tawar terkena air asin dari rob, atau sebaliknya,” jelasnya.
Sutris juga menekankan pentingnya mengidentifikasi jenis ikan yang mati.
“Jenis ikan yang mati harus kita ketahui dulu — apakah ikan endemik, ikan predator, atau ikan air payau. Tanpa data ini, sulit menyimpulkan penyebab pastinya,” tambahnya.
DLH Demak memastikan akan terus memantau kondisi di lapangan dan mengedukasi masyarakat agar tidak langsung menyimpulkan adanya pencemaran industri sebelum kajian ilmiah selesai.
Baca juga : Warga Sayung Pasang Spanduk Bentuk Protes Penanganan Banjir Demak
“Kami akan mengambil langkah-langkah antisipatif dan memberikan informasi yang transparan kepada publik setelah hasil lengkap investigasi selesai,” tutup Safril. (Sam-03)