
SEMARANG, Jatengnews.id – Peringatan malam 1 Suro atau 1 Muharram diyakini masyarakat Jawa sebagai waktu yang keramat. Seperti di daerah Tugu Soeharto Kota Semarang, masih banyak masyarakat yang berbondong-bondong mendatanginya, Kamis (26/6/2025) malam.
Tepat di bantaran pertemuan Sungai Kali Garang dan Kali Kreo tampak ratusan orang berkumpul di sekitar Tugu Soeharto.
Ada yang hanya duduk-duduk saja sambil menikmati jajan bersama teman, pasangan maupun keluarga dan ada yang bersiap untuk melakukan ritual kungkum.
Baca juga: Warga Jatirejo Gelar Tradisi Barikan Sambut Malam 1 Suro
Dibeberapa titik area, tercium aroma dupa yang sudah mulai dibakar. Kemudian mereka berdiam diri dan nanti setelah pukul 00.00 WIB melakukan ritual kungkum di aliran air.
“Mayoritas dari dulu itu disini itu kayak dijadikan tempat keramat. Kalau malam 1 Suro itu untuk membersihkan badan,” ucap Krisna (24) yang tampak sudah siap melakukan ritual.
Tidak hanya datang sendiri, Krisna juga datang bersama teman sepiritualnya untuk mendampingi melakukan ritual kungkum dan mencuci pusaka.
“Sama seperti yang lainnya, nanti pukul 12.00 WIB (malam), ada sedikit penyampaian untuk leluhur. Kemudian kungkum 1 jam, 2 jam cukup,” ungkapnya ritual yang akan dilakukan.
Sebagai warga Kota Semarang sendiri, ia mengaku sudah beberapa kali melakukan ritual kungkum di Tugu Suharto ini.
“Ya itu, salah satunya kurang paham. Memang dipercayakan disini itu buat bersih-bersih badan juga,” jelasnya.
Perihal apa yang menjadi alasan dirinya terus melakukan ritual ini, ia mengaku merasakan efeknya.
“Rasanya ada setelah kungkum itu, tapi tergantung ke fokusan dan keyakinan masing-masing,” ujarnya.
Termasuk juga, ia juga menyampaikan bahwa ada kepercayaan bisa menjadikan awet muda.
Pendamping sepiritual Krisna, Ali (32) mengaku, telah menyiapkan tiga pusaka untuk nantinya dicuci.
“Saya disini baru satu kali, biasanya di Jogja. Ini sudah saya siapkan dupa dan ugo rampe kalau kata orang Jawa,” jelasnya.
Dibalik Keramat Ada Kemeriahan
Karena di sekitar Tugu Soeharto menjadi ramai dikunjungi, akhirnya mendatangkan keberkahan berupa hadirnya para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ikut menyerbu.
Terlihat antusiasme masyarakat dan UMKM padati Jalan Candi Pawon, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan. Juga terjadi di jembatan Jalan Tugu Soeharto dan Jalan Menoreh Timur, Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajah Mungkur.
Sepanjang jalan tersebut, beraneka ragam UMKM dari mulai hiburan anak-anak hingga permainan seperti lotre. Kemudian penjual makanan hingga pakaian berkumpul dilokasi tersebut.
Baca juga: Malam 1 Suro, Relawan Siaga di Jalur Pendakian Gunung Lawu
“Pada awalnya hanya ritual-ritual (kungkum) semacam itu yang dilakukan oleh mereka. Kemudian menjadi serangkaian keramaian warga sekitar,” kata Lurah Kalipancur, Ngaliyan Kota Semarang.
Ia juga membenarkan, bahwa situasinya seperti pasar tumpah atau pasar malam yang bayak dihadiri masyarakat dari mulai anak-anak hingga orang dewasa.
“Sekitar ratusan mas. Dibanding tahun sebelumnya ini agak redup. Dibanding tahun kemarin lebih antusias tahun kemarin,” jelasnya saat ditemui dilokasi sekitaran UMKM.
Ia juga membernarkan bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan ritual kungkum.
“Dulu inikan terkenalnya kali tempuran, maksudnya dua sungai,” tuturnya. (01).