SEMARANG, Jatengnews.id – Program beasiswa santri kuliah ke perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ditargetkan mulai terealisasi pada tahun 2026.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Pesantren Obah yang diusung Gubernur Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jateng, Gunawan Sudharsono, menyampaikan bahwa progres program beasiswa tersebut terus berjalan.
Setidaknya, 40 kampus dalam negeri baik negeri maupun swasta telah dijajaki untuk bekerja sama dalam program beasiswa santri ini.
Baca juga: Penerima Beasiswa SMK IZI Jateng Ikuti Bimbingan Motivasi
“Itu perguruan tinggi nasional baik negeri maupun swasta,” kata Gunawan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
Sinergitas Pesantren
Gunawan menyebutkan, saat ini Pemprov Jateng tengah membentuk Forum Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren yang sudah dituangkan dalam SK Gubernur. Forum ini akan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Biro Kesra, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Disnakertrans, serta instansi vertikal seperti Kanwil Kemenag Jateng.
“Pertemuan lanjutan akan digelar untuk membentuk kelompok kerja (Pokja), membagi tugas pokja, dan membentuk sekretariat,” jelasnya.
Adapun agenda teknis selanjutnya adalah merumuskan persyaratan penerimaan beasiswa bagi para santri.
Gunawan juga mengungkapkan bahwa kerja sama dengan beberapa kampus luar negeri kini memasuki tahap finalisasi, antara lain dengan kampus di Kairo (Mesir) dan Jerman. Kerja sama dengan kampus dalam negeri juga masih terus dikomunikasikan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menargetkan bahwa program pengiriman santri kuliah ke luar negeri mulai terealisasi pada 2026.
“Karena APBD tahun ini sudah berjalan, kita belum bisa langsung merealisasikan. Namun seluruh proses sedang kita siapkan agar tahun depan bisa terlaksana,” kata Taj Yasin.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin itu menjelaskan, proses seleksi santri akan melibatkan alumni pondok pesantren yang pernah kuliah di luar negeri, seperti di Mesir, Yaman, dan Jerman.
Baca juga: Gus Yasin Tawarkan Solusi Pendidikan dan Keagamaan Melalui Program Pesantren Obah
“Kita rangkul para alumni ini agar dapat membantu seleksi dan pembekalan. Harapannya, santri Jateng bisa dikirim ke luar negeri,” ujarnya.
Memperkuat Pendidikan Pesantren
Program ini juga mendorong santri untuk kembali ke Indonesia setelah lulus, guna memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan.
“Empat tahun belajar di luar negeri, mereka diharapkan kembali ke pesantren untuk mengajar dan memperkuat khasanah ilmiah pesantren,” tandasnya.
Negara tujuan kerja sama meliputi Mesir, Yaman, Jerman, China, hingga Korea Selatan. (01).