Beranda Daerah Realisasi Fisik APBD Tegal Capai 52,11 Persen

Realisasi Fisik APBD Tegal Capai 52,11 Persen

Ischak meminta seluruh perangkat daerah lebih proaktif, terutama dalam menyiapkan dokumen pengadaan meskipun DPPA belum final.

Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman
Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman ketika berikan sambutan (Foto:ist)

TEGAL, Jatengnews.id  – Hingga akhir Juni 2025, realisasi fisik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tegal mencapai 52,11 persen, melampaui target dengan deviasi positif 1,63 persen poin. Namun, realisasi keuangan masih di angka 44,04 persen dari target 49,60 persen.

Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman, mengungkapkan capaian ini saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (Rakor POK) Triwulan II.

Baca juga: Banggar DPRD Grobogan Bahas Raperda APBD 2025

“Capaian fisik cukup baik, tapi kita masih menghadapi hambatan teknis yang perlu segera ditangani,” ujarnya.

Beberapa kendala yang disorot antara lain keterlambatan penetapan DPPA, penggunaan e-katalog versi 6, hingga tertundanya pencairan hibah akibat hasil audit BPK.

Ischak meminta seluruh perangkat daerah lebih proaktif, terutama dalam menyiapkan dokumen pengadaan meskipun DPPA belum final.

“Jangan tunggu sampai akhir tahun. Percepat tahapan awal agar serapan anggaran tidak tersendat,” tegasnya.

Ia juga menyoroti 10 kegiatan strategis dengan total pagu Rp51,65 miliar, seperti pembangunan running track Stadion Trisanja, penataan Alun-Alun Hanggawana, dan infrastruktur jalan-jembatan di beberapa wilayah. Namun, mayoritas proyek tersebut masih dalam tahap penyiapan dokumen.

“Proyek-proyek ini adalah wajah kinerja kita. Harus terlihat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.

Baca juga: Bupati Tegal Tilik Desa Kambangan

Selain itu, Ischak menekankan pentingnya penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), yang menurutnya masih dijalankan secara formalitas oleh banyak OPD.

“SPIP adalah peta jalan menuju pemerintahan yang efektif dan bebas korupsi. Jangan hanya jadi dokumen, tapi harus nyata di lapangan,” tandasnya.

Ia menutup dengan apresiasi atas kerja OPD selama semester pertama, namun mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah di semester kedua.

“Program harus berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar angka,” pungkasnya.(02)

Exit mobile version