Beranda Daerah Kenali Proses Produksi dan Potensi Ekonomi Lokal, KKN UIN Walisongo Kunjungi UMKM...

Kenali Proses Produksi dan Potensi Ekonomi Lokal, KKN UIN Walisongo Kunjungi UMKM Pabrik Tahu di Bandungan

Pabrik ini menggunakan gabah atau kulit padi sebagai bahan bakar utama, menggantikan kayu yang dinilai terlalu panas dan kurang cocok untuk menjaga tekstur tahu.

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 6 Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif saat mengunjungi UMKM pabrik tahu milik warga RW 01, Bandungan, untuk belajar langsung proses produksi dan potensi ekonomi lokal, Senin (21/07/2025) (foto: Dok KKN).

Semarang, JatengNews.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 6 UIN Walisongo Semarang, Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif, melakukan kunjungan edukatif ke salah satu UMKM pabrik tahu milik warga RW 01, Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, pada Senin (21/7/2025).

Kegiatan KKN UIN Walisongo ini merupakan bagian dari program penguatan ekonomi lokal serta pengenalan langsung terhadap potensi usaha mikro di wilayah setempat.

Selain memperluas wawasan mahasiswa terkait pengelolaan UMKM, kunjungan ini juga menjadi langkah awal dalam membangun sinergi antara dunia pendidikan dan pelaku usaha lokal.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gandeng Unit Kesehatan Desa Bangunrejo Cegah Stunting Sejak Dini

Melihat Langsung Proses Produksi Tahu

Mahasiswa disambut hangat oleh pemilik usaha dan diberi kesempatan untuk melihat proses produksi tahu secara langsung, mulai dari pengolahan kedelai hingga tahu siap edar.

Pabrik ini memproduksi sekitar 150 bungkus tahu per hari, dengan menggunakan 1,5 kwintal kedelai yang didatangkan secara mandiri dari wilayah Ambarawa.

Proses produksi dilakukan dalam dua shift, yaitu pukul 09.00 WIB hingga siang untuk tahap pembuatan, dan dilanjutkan pukul 12.30 WIB hingga sore hari untuk proses penggorengan.

Produk tahu yang dihasilkan meliputi tiga jenis: tahu putih, tahu pong, dan tahu goreng kuning, yang dipasarkan melalui pasar tradisional, jaringan tukang sayur, serta masyarakat sekitar.

Menariknya, UMKM ini belum memanfaatkan platform penjualan online karena keterbatasan daya tahan produk.

“Kalau online itu susah, pengawetan tahu sulit kalau dikirim jauh-jauh. Kami fokus ke pasar harian langsung,” ujar pemilik usaha.

Produksi Ramah Lingkungan dan Efisien

Dalam operasionalnya, pabrik ini menggunakan gabah atau kulit padi sebagai bahan bakar utama, menggantikan kayu yang dinilai terlalu panas dan kurang cocok untuk menjaga tekstur tahu.

Usaha ini dijalankan oleh sekitar 7–8 orang pekerja, termasuk pemilik usaha.

Menariknya, limbah produksi seperti ampas kedelai juga dimanfaatkan secara efisien. Ampas tersebut dijual kembali sebagai pakan ternak, sedangkan sari kedelai difermentasi menggunakan cuka untuk mengendapkan protein yang kemudian dicetak menjadi tahu.

Mahasiswa Dapatkan Wawasan Nyata Dunia UMKM

Kunjungan ini membuka wawasan baru bagi mahasiswa KKN mengenai pengelolaan UMKM tradisional yang tetap bertahan di tengah perkembangan digitalisasi.

“Melalui kunjungan ini, kami belajar langsung bagaimana ekonomi kerakyatan berjalan dengan kearifan lokal dan efisiensi tinggi. Ini menjadi inspirasi untuk pemberdayaan UMKM lainnya,” ungkap salah satu mahasiswa peserta kegiatan.

Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk menggali potensi lokal dan memberi kontribusi melalui ide-ide kreatif dalam pengembangan usaha kecil menengah, khususnya di wilayah Bandungan.

Baca juga: KKN UIN Walisongo Gandeng Kepala Dusun Tumbuhkan Semangat Gotong Royong Lewat Kerja Bakti

Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 6 kunjungi UMKM pabrik tahu di Bandungan. Semoga bermanfaat.(07)

Exit mobile version