27.7 C
Semarang
, 19 Agustus 2025
spot_img

Kebakaran Sumur Minyak Tradisional di Blora Telan 3 Korban Jiwa, Ratusan Dievakuasi

upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh tim gabungan

BLORA, Jatengnews.id – Kebakaran sumur minyak tradisional di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih belum berhasil dipadamkan hingga Selasa (19/8/2025).

Peristiwa yang terjadi sejak Minggu (17/8/2025) siang itu telah menelan korban jiwa dan memaksa ratusan warga mengungsi.

Baca juga: Kronologi Gudang Plastik di Tasikmadu Ludes Terbakar

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jawa Tengah, Muhammad Chomsul, mengatakan bahwa upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Namun, struktur sumur yang tidak standar menyulitkan proses penanganan.

“Sampai saat ini api belum berhasil dipadamkan,” ujar Chomsul, Selasa (19/8/2025).

“Sumur ini berbeda dengan sumur bor. Tidak ada kepala sumur yang bisa ditutup, karena bentuknya lebar dan tradisional. Titik sumber api juga belum bisa diidentifikasi secara pasti,” tambahnya.

Tim pemadam bersama BPBD dan instansi terkait telah melakukan upaya lokalisasi titik api dan penanggulan agar api tidak meluas. Meski api belum merembet ke area lain, warga yang tinggal di sekitar lokasi tetap dievakuasi sebagai langkah antisipasi.

“Api tidak menyebar, masih berada di lokasi sumur. Tapi karena jarak panasnya cukup jauh dan membahayakan, evakuasi warga tetap kami lakukan,” jelasnya.

Data sementara BPBD Jateng mencatat sebanyak 760 jiwa dari 303 kepala keluarga (KK) telah dievakuasi ke lokasi aman. Selain itu, 9 ekor hewan ternak (sapi dan kambing) juga ikut dipindahkan.

Tragisnya, insiden ini menewaskan tiga orang dan melukai dua lainnya.

Baca juga: Lima Anggota Kodim 0715/Kendal Terima Penghargaan atas Peran Berantas Narkoba

“Satu korban meninggal di lokasi kejadian, sementara dua lainnya meninggal saat mendapat penanganan medis. Dua orang luka-luka sudah dilarikan ke rumah sakit,” kata Chomsul.

Sumur yang terbakar diketahui merupakan sumur minyak tradisional dengan kedalaman sekitar 100 meter. Tidak adanya sistem keamanan modern membuat api sulit dikendalikan.

“Kalau sumur bor punya sistem penutup dan struktur yang jelas. Ini tidak. Sumur rakyat seperti ini cenderung dikelola tanpa standar keamanan, jadi sulit ditutup kalau terjadi kebakaran,” jelas Chomsul.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN