SEMARANG, Jatengnews.id – Gelombang unjuk rasa yang marak di sejumlah daerah memunculkan keprihatinan dari para tokoh lintas agama di Jawa Tengah.
Selain menyerukan perdamaian, mereka juga menyoroti sikap pejabat yang dinilai tidak peka terhadap kesulitan rakyat.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo FX Sugiyana, menilai keputusan pemerintah dan DPR terkait tambahan tunjangan justru memperburuk suasana di tengah kondisi masyarakat yang sedang tertekan akibat kenaikan harga kebutuhan pokok dan kelangkaan beras.
Baca juga : Franciscus Xaverius Juarai Storytelling HUT ke-85 Keuskupan Agung Semarang
“Suasana sedang seperti ini kok ada berita-berita tentang kenaikan tunjangan. Itu bisa melukai banyak orang. Intinya, ini bukan saat yang tepat untuk menaikkan tunjangan demi kepentingan kelompok tertentu,” tegas Romo Sugiyana saat konferensi pers di Kantor Keuskupan Agung Semarang, Senin (1/9/2025).
Meski demikian, Romo Sugiyana tetap menekankan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan damai tanpa menimbulkan kekerasan. “Siapapun yang mengambil bagian di dalam peristiwa ini entah mau mengungkapkan inspirasinya, kami berharap disampaikan dengan cara damai, tanpa kekerasan, dan lebih persuasif sehingga suasana tetap aman,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi FKUB Seluruh Indonesia, Taslim Syahlan, juga mengajak seluruh elemen lintas agama menjaga kebersamaan di tengah gelombang protes yang terus berlangsung.
Baca juga : Keuskupan Agung Semarang Ajak Tiap Paroki Tanam Pohon
“Ini bersama-sama menaikkan keprihatinan dan sekaligus berdoa semoga Indonesia tetap baik-baik saja. Maka kami himbau pada seluruh kawan-kawan FKUB di seluruh tanah air untuk tetap bisa menjaga kondisi kita ini,” kata Taslim. (03)