SEMARANG, Jatengnews.id – Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Martono menyatakan, pihaknya siap membantu mengungkap dugaan kejanggalan di balik kematian seorang mahasiswa Fakultas Hukum Iko Juliant Junior, Rabu (3/9/2025).
Sebelumnya, Iko merupakan mahasiswa yang keluar pada saat Kota Semarang sedang terjadi demo dan polisi ramai melakukan sweeping.
Kemudian, polisi mengabarkan bahwa Iko kecelakaan. Namun pernyataan polisi tersebut penuh kejanggalan dan berpotensi pengaburan bahwa dia korban kekerasan dalam demo.
Baca juga : Korban Kecelakaan Jalan Pantura Semarang Kendal Mahasiswa Unnes
“Sementara kita hargai mengenai pernyataan polisi yang menyampaikan bahwa itu kejadian kecelakaan,” ungkap Prof Martono kepada awak media.
Martono juga menyampaikan, bahwa situasi dilapangan berkembang setelah muncul kabar mahasiswa tersebut sempat mengigau sebelum meninggal.
“Iya, tapi isu berkembang katanya anak ini sempat mengigau. Jangan dipukul, jangan dipukul begitu kan. Terus ada beberapa yang menyampaikan bahwa ada ketidakwajaran,” ujarnya.
Kemudian, pihaknya juga bakal ikut mengungkap dan mencari fakta-fakta perihal kejadian yang dialami mahasiswanya ini.
“Nanti ditemukan fakta lain ya kita ikut apa membantu untuk melacak penyebab kematian mahasiswa ini,” jelasnya.
Rektor menegaskan, kunci pengungkapan kasus ini ada pada keluarga korban. Unnes menunggu aduan resmi dari orang tua mahasiswa sebelum mengambil langkah lebih jauh.
“Orang tuanya lah yang tahu persis,” jawabnya alasan menunggu sikap orang tua.
Perihal kondisi Iko yang mengalami kerusakan limpa, dirinya juga mengaku keheranan.
“Apa benar limpah rusak itu kemudian dampaknya mengigau? dan lain sebagainya. Tapi ini sekali lagi masih desa desus,” ucapnya.
Selain itu, ia mengungkapkan sudah ada alumni maupun lembaga bantuan hukum (LBH) yang bersedia mendampingi keluarga korban jika ditemukan dugaan kejanggalan.
Baca juga : Mahasiswa Unnes dan Kasus Kematian yang Kontroversial
“Apapun kita lakukan, selama memang berita ini berita yang bisa dipertanggungjawabkan bukan karena katanya,” tuturnya. (03)