27.8 C
Semarang
, 12 September 2025
spot_img

Musisi Belanda Belajar Gamelan Jawa dan Wayang Kulit di Teater Lingkar Semarang

Pelajari seni tradisional Jawa. Musisi Belanda terlibat dalam belajar gamelan di Teater Lingkar Semarang.

SEMARANG, Jatengnews.id – Seorang musisi asal Belanda berkunjung ke Sanggar Seni Teater Lingkar Semarang untuk mendalami musik tradisional Jawa, khususnya gamelan dan wayang kulit, Selasa (9/9/2025).

Dalam rangkaian kunjungan budayanya, ia mengikuti sejumlah agenda di Jawa Tengah hingga Jakarta.

Musisi tersebut sebelumnya tampil di Festival Kota Lama Semarang, melanjutkan perjalanan ke Solo untuk mengikuti workshop karawitan, lalu hari ini belajar gamelan di Semarang. Setelah itu, ia dijadwalkan menghadiri workshop musik di Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), sebelum bertolak ke Jakarta untuk tampil bermusik, dan kemudian kembali ke Belanda.

Baca juga : Pementasan Sepasang Merpati Tua, Perayaan 45 Tahun Teater Lingkar Semarang

Di Semarang, musisi Belanda ini berkesempatan mempelajari gamelan bersama komunitas Sindhu Laras yang bernaung di Teater Lingkar. Selama tiga jam latihan, ia mampu memainkan tiga lagu dengan baik, sekaligus belajar teknik dasar karawitan dan nembang Jawa. Beberapa tembang yang dipelajari di antaranya “Lagi Suwe Ora Jamu” dan “Tul Jaenak”.

“Senang sekali bisa menjadi tuan rumah yang baik. Teater Lingkar bersama Sindhu Laras terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar gamelan, wayang kulit, atau sekadar mencoba. Kami siap memfasilitasi,” ujar Mbak Sari, pengasuh Sanggar Seni Teater Lingkar Semarang.

Kegiatan ini juga dihadiri Bob Wardhana dari Kedutaan Indonesia. Ia mengaku antusias dapat ikut belajar gamelan meski waktunya terbatas. “Pengajarnya sangat runtut. Dalam waktu singkat kami tidak hanya belajar memainkan gamelan, tetapi juga memahami teknik dasarnya,” ungkapnya.

Melestarikan Budaya Jawa Lewat Generasi Muda

Ketua Teater Lingkar Semarang, Sindhunata Gesit, menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya. “Saya tidak menampik kehadiran budaya luar, karena kesenangan tidak bisa dipaksa. Tapi tradisi bangsa seperti gamelan, ketoprak, dan wayang orang harus tetap dilestarikan,” katanya

Baca juga : 44 Tahun Teater Lingkar Semarang Dirayakan Sederhana dan Guyub

Menurutnya, kolaborasi dan inovasi menjadi kunci agar seni tradisi tetap diminati generasi muda. “Kami sering melakukan riset untuk melihat kesenian apa yang disukai anak muda. Wayang kulit pun kami kemas lebih luwes sehingga bisa dinikmati semua kalangan. Dalam seni, tidak ada yang benar atau salah,” pungkas Sindhu. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN