Beranda Daerah Demak Tanam 2.500 Bibit Mangrove, Langkah Konkret Lawan Perubahan Iklim

Demak Tanam 2.500 Bibit Mangrove, Langkah Konkret Lawan Perubahan Iklim

Kabupaten Demak menanam 2.500 bibit mangrove untuk melawan perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan pesisir.

Kegiatan penanaman 2.500 pohon sebagai bagian dari penguatan ketangguhan komunitas menghadapi perubahan iklim. (Foto : Sam)
Warga Desa Wonoagung bersama stakeholder lainnya beraksi dalam kegiatan penanaman 2.500 pohon sebagai bagian dari penguatan ketangguhan komunitas menghadapi perubahan iklim. (Foto : Sam)

DEMAK, Jatengnews.id – Upaya melawan perubahan iklim kembali ditunjukkan Kabupaten Demak. Sebanyak 2.500 bibit mangrove ditanam di Desa Wonoagung, Kecamatan Karangtengah, dalam kegiatan Penguatan Ketangguhan Komunitas Pesisir melalui Adaptasi Perubahan Iklim.

Kegiatan yang dibuka Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Demak, Mulyono, mewakili Bupati Demak, sebagai momentum dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir.

Baca juga : Balai Litbang Agama Semarang Tanam Pohon Matoa Peringati Hari Bumi

Acara tersebut dihadiri berbagai elemen masyarakat, mulai dari Sekretaris Camat Karangtengah Anwar, Plt. Kepala Desa Wonoagung Nasihah, perwakilan Dinparta Demak, komunitas lingkungan Percik Salatiga, hingga Komunitas Edukasi Lingkungan (Keling) Wonoagung.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga mendapat sorotan internasional. Dua tamu dari luar negeri, yakni Mrs. Manise asal Thailand dan Loui dari Filipina, turut hadir menyaksikan keseriusan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

“Penanaman mangrove ini bukan sekadar ritual simbolis, tetapi langkah strategis melindungi wilayah pesisir dari abrasi dan kerusakan lingkungan,” tegas Mulyono, Rabu (24/9/2025).

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama merawat dan memelihara setiap bibit mangrove yang telah ditanam hari ini,” imbuh Mulyono.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah, menyambut baik inisiatif tersebut.

“Kegiatan penanaman mangrove di Desa Wonoagung sejalan dengan visi kami mengembangkan pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.

Endah menambahkan, ekosistem mangrove yang sehat tidak hanya berfungsi melindungi garis pantai, tetapi juga memiliki potensi besar menjadi destinasi ekowisata.

Baca juga : Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Penanaman Pohon Tabebuya di Dua Lokasi

“Kami akan mendukung pengembangan wisata mangrove yang ramah lingkungan di Wonoagung, sehingga masyarakat lokal bisa memperoleh manfaat ekonomi dari upaya konservasi ini,” pungkasnya. (03)

Exit mobile version