Beranda Daerah Cuaca Panas Ekstrem, Dinkes Semarang Imbau Warga Waspadai Gangguan Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem, Dinkes Semarang Imbau Warga Waspadai Gangguan Kesehatan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap dampak cuaca panas berkepanjangan terhadap kesehatan.

Ilustrasi suhu panas cuaca ekstrem (Foto:ist)

SEMARANG, Jatengnews.id – Suhu udara di Kota Semarang dalam beberapa hari terakhir menembus 36 derajat Celsius, menjadikannya salah satu periode panas paling ekstrem dalam satu dekade terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap dampak cuaca panas berkepanjangan terhadap kesehatan.

Kepala Dinkes Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan kondisi iklim saat ini jauh lebih ekstrem dibanding lima hingga sepuluh tahun lalu akibat perubahan iklim global.

Baca juga: Dinkes Kota Semarang Luncurkan Empat Inovasi Kesehatan

“Kalau dulu suhu 26–27 derajat sudah terasa panas. Sekarang bisa mencapai 36–37 derajat Celsius. Ini ekstrem, dan kami di sektor kesehatan harus melakukan mitigasi agar dampaknya tidak meluas,” ujar Hakam, Sabtu (18/10/2025).

Menurutnya, suhu panas tinggi berisiko memicu dehidrasi, stroke panas, gangguan pernapasan, masalah kulit, hingga penyakit jantung dan komplikasi diabetes. Tak hanya itu, peningkatan suhu juga berdampak pada kesehatan mental masyarakat perkotaan yang rentan stres.

“Jangan dianggap suhu ekstrem ini tidak berpengaruh pada kesehatan jiwa. Peningkatannya nyata,” imbuhnya.

Hakam menambahkan, risiko demam berdarah dengue (DBD) juga meningkat pada musim panas karena daya gigit nyamuk dan kadar virus dalam tubuhnya ikut naik. Selain itu, kenaikan suhu berpotensi memperburuk kesehatan ibu dan anak (KIA).

“Setiap kenaikan suhu 1°C bisa meningkatkan angka kematian ibu dan balita sebesar 1%. Karena itu kami terus edukasi agar ibu hamil terhindar dari dehidrasi,” jelasnya.

Baca juga: 24 Desa Jadi Percontohan ILP Dinkes Kabupaten Semarang

Dinkes mengimbau masyarakat untuk menjaga asupan cairan, menghindari paparan langsung sinar matahari, dan melindungi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit kronis.

Sebagai langkah antisipatif, Dinkes menyiagakan seluruh puskesmas untuk memantau penyakit akibat cuaca panas, termasuk DBD, gangguan jantung, dan KIA.(02)

Exit mobile version