SEMARANG, Jatengnews.id — Evaluasi satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan dari kalangan akademisi, terutama di sektor transportasi.
Menurut Djoko Setijowarno, Akademisi Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, sejumlah kebijakan transportasi nasional masih belum berjalan optimal.
Djoko menilai, pemberian insentif transportasi belum tepat sasaran, sehingga tidak memberikan dampak signifikan bagi masyarakat luas. “Insentif yang diberikan seharusnya mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum, bukan justru memperkuat ketergantungan pada kendaraan pribadi,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Baca juga: Polisi Harus Tanggung Jawab Kecelakaan di Silayur Ngaliyan Semarang
Selain itu, perhatian terhadap pembenahan transportasi umum di berbagai daerah disebut semakin berkurang. Djoko mengingatkan bahwa tanpa dukungan transportasi umum yang andal, sulit bagi pemerintah untuk mewujudkan mobilitas berkelanjutan dan mengurangi kemacetan di kota-kota besar.
Minimnya Pembangunan Infrastruktur
Ia juga menyoroti masih minimnya pembangunan infrastruktur dan transportasi di wilayah kepulauan, daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta daerah perbatasan. Menurutnya, banyak daerah penghasil sumber daya alam yang justru tertinggal dalam pembangunan transportasi.
“Daerah penghasil mineral seharusnya mendapat prioritas. Minimal masyarakatnya disediakan layanan transportasi umum untuk aktivitas keseharian,” tegasnya.
Djoko menambahkan, sektor transportasi perairan seperti sungai, danau, dan penyeberangan juga belum mendapat perhatian memadai. Anggaran untuk sektor ini dinilai masih minim, padahal perannya sangat penting untuk konektivitas antarwilayah di Indonesia.
Baca juga: Bus Gratis Sragen: Dari Hibah Instansi untuk Pendidikan Anak Bangsa
Lebih lanjut, ia menyoroti persoalan keselamatan transportasi yang masih terabaikan. “Angka kecelakaan transportasi masih tinggi, terutama di kalangan usia produktif. Ini menandakan keselamatan belum menjadi prioritas utama,” jelasnya.
Sebagai penutup, Djoko berharap pemerintah ke depan dapat memperkuat kebijakan transportasi publik, keselamatan, dan pemerataan pembangunan infrastruktur agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil. (01).







