Beranda Daerah Dapur Umum Mandiri Gembongsari Solidaritas Kuat Ketika Banjir

Dapur Umum Mandiri Gembongsari Solidaritas Kuat Ketika Banjir

Dapur Umum di Semarang menunjukkan gotong royong warga di tengah bencana banjir. Simak kisah inspiratifnya di sini.

Dapur umum mandiri di Poskamling RT01 RW07 Kampung Gembongsari, Kelurahan Tambakrejo. (Foto : Ist)
Suasana dapur umum mandiri di Poskamling RT01 RW07 Kampung Gembongsari, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. (Foto:ist)

SEMARANG, Jatengnews.id – Di tengah genangan air setinggi lutut, terlihat dalam sebuah video para perempuan yang sedang sibuk masak. Lokasinya di Poskamling RT01 RW07 Kampung Gembongsari, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Ditempat itu, warga bahu-membahu menjaga nyala api dapur umum mandiri simbol gotong royong yang tetap hidup di tengah bencana banjir.

Baca juga : Polres Demak Bangun Dapur Umum dan Posko Korban Banjir Kebonagung

Ketua RT01 RW07 Kampung Gembongsari, Marsono mengaku, sudah sepuluh hari air berwarna kuning keruh tak kunjung surut menggenangi kampungnya.

Pasalnya, kulit gatal menjadi teman sehari-hari. Namun, di tengah kesulitan itu, warga menolak menyerah.

“Kalau mengandalkan bantuan pemerintah enggak cukup. Hari pertama banjir aja cuma dapat 50 nasi, padahal di sini ada 250 orang,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).

Dapur umum mandiri itu berdiri sehari setelah banjir datang, tepatnya Kamis (23/10/2025). Setiap hari warga mengumpulkan iuran atau sumbangan hingga sekitar Rp800 ribu untuk membeli bahan makanan sederhana.

Tanpa struktur resmi, semua warga terlibat.  Setiap siang dan sore, dua kloter masakan dibagikan ke rumah-rumah yang masih tergenang.

“Dari pagi ibu-ibu udah masak, nanti bapak-bapak yang keliling bagi makan,” tambah Marsono.

Kini, air di Gembongsari mulai surut hingga sekitar 30 sentimeter, tapi asap dapur belum berhenti mengepul. Di tengah banjir yang perlahan reda, semangat gotong royong warga justru semakin hangat.

“Kalau banjirnya nanti sudah surut, dapurnya nanti baru ditutup,” ujar Maria (62) salah perempuan yang ikut memasak.

Sementara itu, dalam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, melaporkan bahwa banjir masih melanda 17 kelurahan di Kota Semarang, dengan 22.653 kepala keluarga (40.452 jiwa) terdampak hingga Kamis (30/10/2025) malam. Tercatat genangan air masih berada di 23 titik dengan ketinggian antara 10 hingga 150 sentimeter.

Meski angka korban dan kerugian terus bertambah, di Kampung Gembongsari, dapur umum sederhana itu menunjukkan satu hal: bahwa solidaritas warga bisa menjadi penopang terkuat di tengah bencana.

Baca juga : Tinjau Banjir Genuk, Agustina Pastikan Pompa dan Dapur Umum Siaga

Malam ini pukul 19.43 WIB, langit kembali menghujani wilayah kota Semarang, artinya banjir yang sebelumnya dikabarkan sempat surut pada siang hari, kini kembali naik. (03)

Exit mobile version