SEMARANG, Jatengnews.id – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menyatakan, pihaknya akan menambah pompa berkapasitas 1.000 liter per detik untuk mempercepat penyusutan genangan serta mencegah perluasan dampak banjir.
“Kita memang menerima bantuan pompa dari daerah lain untuk mempercepat penanganan di titik tertentu, tapi Semarang tetap punya pompa sendiri. Tambahan pompa ini untuk memperkuat antisipasi, terutama menghadapi pasang air laut saat bulan purnama,” ujar Agustina, Selasa (4/11/2025).
Baca juga : Atasi Permasalahan Kekeringan, Pemkab Rembang Optimalkan Pompa Air
Menurutnya, Pemkot tidak sepenuhnya bergantung pada pompa pinjaman dari daerah lain, meski kerja sama lintas wilayah seperti dengan Kudus, Jepara, dan Pekalongan tetap dijalin sebagai bentuk sinergi dalam kondisi darurat.
Wali kota menegaskan, Pemkot terus memantau situasi di lapangan dan menyiapkan langkah lanjutan agar genangan air segera teratasi. “Kondisi masih aman, tapi kita terus antisipasi. Dalam satu atau dua hari ke depan, diharapkan pompa tambahan berkapasitas 1.000 liter per detik sudah bisa beroperasi,” ujarnya.
Data terakhir menunjukkan, jumlah warga terdampak banjir yang sebelumnya mencapai 32 ribu jiwa kini berkurang menjadi sekitar 28 ribu jiwa. Meski air mulai surut, Agustina menegaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah memulihkan aktivitas ekonomi warga.
“Yang paling berat adalah dampak ekonomi. Banyak warga kita pekerja harian yang kehilangan penghasilan saat banjir. Karena itu, pemulihan aktivitas ekonomi harus dipercepat,” tegasnya.
Sebagai langkah tanggap darurat, Pemkot bersama Polda dan Koramil telah mendirikan dapur umum di sejumlah titik. Selain itu, dibuka pula posko terpadu yang mencakup posko kesehatan, logistik, dan penanganan lalu lintas.
“Teman-teman dari Polda dan Korem sudah turun langsung membangun dapur umum. Kita juga buka posko terpadu agar semua penanganan lebih cepat dan terkoordinasi,” tutur Agustina.
Pemkot juga menerjunkan tim gabungan untuk mengatur lalu lintas di area tergenang dan titik perbaikan jalan. Rekayasa lalu lintas dilakukan secara situasional agar mobilitas warga tetap terjaga.
Sementara itu, kerugian ekonomi akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah dalam kurun hampir sepuluh hari. Gangguan distribusi barang, penutupan sekolah, serta kerusakan infrastruktur seperti jalan dan drainase menjadi penyebab utama.
“Banyak truk yang harusnya tiba hari Senin tertunda, sekolah juga banyak yang tutup. Dampaknya besar, tidak hanya pada ekonomi, tapi juga pada pendidikan dan kesejahteraan warga,” jelasnya.
Baca juga : Pompa Air Bertenaga Surya Bantu Petani Desa Senon
Dengan tambahan pompa berkapasitas besar dan koordinasi lintas instansi, Pemkot Semarang berkomitmen menjaga keselamatan warga serta mempercepat pemulihan pascabanjir. (03)




