24 C
Semarang
, 13 November 2025
spot_img

MM SCU Angkat Isu Ketahanan Industri Mebel Indonesia di Dies Natalis ke-25

Diskusikan kebijakan tarif impor Amerika Serikat dalam Talkshow SCU yang memperingati Dies Natalis ke-25.

SEMARANG, Jatengnews.id – Kebijakan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk furniture menjadi bahan diskusi hangat dalam Talkshow yang digelar Program Studi Magister Manajemen (MM) Soegijapranata Catholic University (SCU) pada peringatan Dies Natalis ke-25.

Acara yang berlangsung secara hybrid di Lib Café, Gedung Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan, Sabtu (8/11/2025), menghadirkan para akademisi dan pelaku industri mebel nasional.

Baca juga : Kompetisi FESTOS FITL SCU Jadi Wujud Komitmen Pengembangan Keterampilan Mahasiswa

Talkshow ini menghadirkan narasumber Prof. MY. Dwi Hayu Agustini (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis SCU), Fransiskus Prabawa (Direktur CV Mebel Internasional), dan Albertus Kuswidiarso (Ketua DPP HIMKI Semarang Raya). Mereka mengulas dampak kebijakan proteksionis AS terhadap ekspor mebel Indonesia serta peluang yang muncul di tengah dinamika perdagangan global.

Fransiskus Prabawa menjelaskan, kebijakan tarif AS memang menekan ekspor produk mebel Indonesia, namun sekaligus membuka ruang bagi negara-negara non-China untuk memperluas pangsa pasar.

“Pasar global tidak hilang, hanya berpindah arah. Tantangan tarif justru bisa menjadi peluang bagi industri mebel Indonesia untuk menembus pasar baru di Asia dan Eropa Timur,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya inovasi dan penguatan identitas merek agar industri mebel Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, melainkan produsen bernilai tambah tinggi di rantai pasok global.

Sementara itu, Prof. Hayu menyoroti kebijakan tarif sebagai bentuk trade barrier yang harus dihadapi dengan strategi bisnis adaptif.

“Kita tidak boleh hanya reaktif, tapi harus proaktif. Adaptasi model bisnis, bahan baku, hingga distribusi menjadi kunci bertahan di tengah perubahan kebijakan global,” jelasnya.

Menurutnya, kajian isu perdagangan internasional seperti ini menjadi bagian penting dari pembelajaran berbasis kasus di MM SCU, agar mahasiswa mampu memahami dinamika manajerial lintas negara secara konkret.

“Dies Natalis bukan sekadar perayaan, tetapi juga refleksi sejauh mana pendidikan kita siap menjawab tantangan ekonomi global,” tambahnya.

Albertus Kuswidiarso dari HIMKI turut mengapresiasi langkah MM SCU yang menjembatani dialog antara akademisi dan pelaku industri.

“Industri mebel sedang menghadapi situasi sulit, tapi forum seperti ini membuka ruang sinergi agar pelaku industri dapat membaca peluang baru di tengah perubahan pasar dunia,” tuturnya.

Baca juga : 5 Profil Wisudawan Terbaik SCU, Ada Mahasiswa Lulus Tanpa Skrispi

Talkshow ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-25 MM SCU yang mengusung semangat kolaborasi antara dunia akademik dan industri dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN