25.9 C
Semarang
, 13 November 2025
spot_img

Nguri-uri Budaya, Sumanto Pentaskan Wayang Kulit 30 Jam Bersama 23 Dalang

Sumanto mempersembahkan pentas wayang kulit 30 jam nonstop di Karanganyar. Saksikan keajaiban seni ini!

KARANGANYAR, Jatengnews.id – Dalam semangat nguri-uri budaya, Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mempersembahkan pentas wayang kulit selama 30 jam nonstop.

Pertunjukan spektakuler itu digelar di kediamannya, Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, untuk memperingati Hari Wayang Nasional dan Dunia yang jatuh setiap 7 November.

Sebanyak 23 dalang tampil bergantian membawakan serial lakon Bharatayuda Jayabinangun sejak Jumat (7/11/2025) malam hingga Minggu (9/11/2025) dini hari. Rangkaian kisah epik seperti Seta Ngraman, Bisma Gugur, Ranjaban Abimanyu, Gatotkaca Gugur, Tirtanata Tigas, hingga Baladewa Muksa menghidupkan kembali kemegahan pewayangan klasik di tengah masyarakat.

Baca juga : Sumanto, Bapaknya Wayang Karanganyar yang Setia Menjaga Warisan Leluhur

Tak hanya suguhan seni, kemeriahan juga terasa lewat pembagian doorprize menarik — mulai dari kulkas hingga sepeda — bagi para penonton yang setia menyaksikan pertunjukan hingga akhir.

Sumanto mengatakan, pentas tersebut merupakan wujud kecintaannya pada warisan leluhur. Menurutnya, melestarikan wayang bukan sekadar menjaga tradisi, tapi juga merawat nilai-nilai luhur kehidupan yang tersirat di setiap lakon.

Ketua DPRD Jateng Sumanto. (Foto : Dok DPRD Jateng)
Ketua DPRD Jateng Sumanto menggelar Pentas Wayang Kulit 30 jam nonstop. (Foto : Dok DPRD Jateng)

“Kita harus terus berupaya melestarikan budaya warisan nenek moyang. Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli untuk nguri-uri,” ujar Sumanto.

Ia menambahkan, peringatan Hari Wayang Dunia menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap seni tradisi.

“Semoga semangat Hari Wayang Dunia ini menular, agar kesenian wayang tidak punah dan tetap hidup di hati anak cucu kita,” imbuhnya.

Pentas ini digelar bersama Paguyuban Dalang Karanganyar, yang selama ini aktif menjaga eksistensi wayang kulit di daerah. Ketua paguyuban, Ki Sulardiyarto Pringgo Carito, menjelaskan bahwa lakon Bharatayuda Jayabinangun sarat filosofi kehidupan.

“Ini kisah perang karma, sopo sing nandur bakal nggunduh. Kami siapkan 23 dalang dan empat shift karawitan agar pertunjukan bisa berjalan lancar selama 30 jam,” tuturnya.

Ia menilai, peringatan Hari Wayang Dunia bukan hanya seremoni, tapi juga ajang konsolidasi para seniman untuk terus berkreasi dan memperkenalkan nilai luhur wayang kepada publik.

Baca juga : Sumanto Pacu Regenerasi Dalang Muda Lestarikan Budaya Wayang Kulit

“Pentas ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang telah diakui UNESCO sejak 7 November 2003,” pungkasnya. (ADV)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN