Beranda Daerah Cerita Korban Longsor Banjarnegara, Lari ke Hutan dan Diselamatkan Petugas

Cerita Korban Longsor Banjarnegara, Lari ke Hutan dan Diselamatkan Petugas

Salah satunya, Sumarti, yang menceritakan nasib tragis yang dialaminya itu, dengan menitikkan air mata.

Korban longsor Banjarnegara ketika di tempat pengungsian. (Foto:ist)

BANJARNEGARA, Jatengnews.id  – Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Pandanarum Kabupaten Banjarnegara, masih menyisakan cerita traumatik bagi para korban. Suara gemuruh dan amuk longsor memaksa warga lari untuk menyelamatkan diri.

Salah satunya, Sumarti, yang menceritakan nasib tragis yang dialaminya itu, dengan menitikkan air mata. Dia tidak menyangka kampung yang ditinggalinya bertahun-tahun, dilanda longsor yang mengancam nyawanya. Pun meluluh-lantahkan rumahnya.

Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Penanganan Longsor Banjarnegara Terpadu

“Waktu kejadian itu terdengar suara gemuruh. Beberapa warga memastikan kondisi daerah atas. Tapi ternyata longsor itu membesar, saya pun lari menyelamatkan diri,” katanya di tempat pengungsian, Senin (17/11/2025) malam.

Awalnya, dia dan beberapa warga lain berlari ke arah makam dusun setempat. Namun karena situasi semakin memburuk, warga kemudian lari ke arah hutan.

“Setelah sampai di hutan, kami dijemput oleh petugas. Lalu dibawa ke puskesmas dan kemudian di posko pengungsian,” lanjutnya.

Wastinah, korban longsor yang lain juga menyampaikan, pemerintah gerak cepat untuk melakukan penyelamatan para korban.

“Saya dijemput di hutan, terus dibawa ke puskesmas dan posko pengungsian. Petugas cepat,” paparnya.

Setelah diselamatkan petugas, para warga mendapat pelayanan kesehatan dan juga makanan.

“Ada kesehatan sama makan tiga kali sehari. Menunya sangat layak. Disediakan pengungsian ada tempat tidurnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi secara langsung meninjau lokasi bencana. Dan berkoordinasi dengan beberapa pihak, untuk bisa menangani secara tepat dan cepat.

Hingga saat ini, proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan tim SAR. BPBD Jateng dan Kabupaten Banjarnegara, relawan, TNI-Polri, dan Forkopimcam bergerak cepat mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, serta layanan kesehatan darurat.

Sejumlah kebutuhan mendesak mulai disalurkan, antara lain logistik permakanan, selimut dan matras, higiene kit, family kit, kids ware, air mineral, hingga perangkat ATK, laptop, printer untuk menunjang posko.

“Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” tegas Luthfi.

Menurutnya, pencarian dan upaya penanganan diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB.

“Hari ini kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.

Luthfi menyebut bantuan dari provinsi sudah disiapkan dan dikirim. Pun demikian, dia mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat banyaknya wilayah yang rawan longsor.

“Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi, Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” katanya.

Sebagai informasi, data bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta.

Baca juga: Gubernur Jateng Pastikan Bantuan Korban Longsor Banjarnegara Aman, 2 Ton Beras dan Ribuan Makanan Dibagikan

Bantuan tersebut meliputi logistik dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN senilai Rp239,35 juta, beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp11,91 juta.

Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana, yaitu logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp15,5 juta, tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp45 juta, serta logistik dari BPBD Jateng senilai Rp46,72 juta.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta, untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah.(02)

Exit mobile version