
SEMARANG, Jatengnews.id – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, tampil sebagai pembicara utama dalam program inspiratif Indonesia Punya Kamu yang digelar di Muladi Dome Undip Semarang, Selasa (2/12/2025).
Kegiatan yang mengusung empat pilar Inovasi, Energi, Keuangan, dan Kesehatan dirancang untuk membekali generasi muda menghadapi perubahan dan tantangan masa depan.
Baca juga : Semarang Hidupkan Literasi, Agustina Dorong Adaptasi Cerpen Jadi Film
Dalam sesi tematik “It’s Okay Not to Be Okay. Jaga Mental, Jaga Masa Depan,” Agustina menggarisbawahi bahwa hidup di kota besar seperti Semarang membawa dua sisi: peluang yang luas namun juga tekanan mental yang tak ringan. Mobilitas tinggi, perubahan pola hidup, hingga paparan informasi digital yang masif membuat banyak anak muda merasa tertekan dan cemas.
“Stigma tentang kesehatan mental masih jadi tembok besar. Karena itu Pemkot Semarang hadir bukan hanya sebagai pengampu kebijakan, tapi juga pendengar dan pelindung bagi anak muda,” tegasnya.
Pemkot Semarang telah memprioritaskan isu kesehatan mental melalui berbagai layanan, mulai dari konseling gratis dan privat, fasilitas PUSPAGA, hingga penguatan layanan di Puskesmas dan rumah sakit. Upaya ini juga diperkuat lewat kolaborasi dengan Fakultas Psikologi Undip, Unika, dan berbagai klinik psikologi.
“Kami bersyukur pemerintah pusat memberikan panduan yang kuat terkait penanganan kesehatan mental. Dengan begitu, kami punya dasar untuk menggandeng kampus dan lembaga psikologi agar bersama-sama bergerak,” jelas Agustina.
Selain isu kesehatan mental, Wali Kota menyoroti pentingnya ruang kreatif bagi anak muda. Ia memaparkan sejumlah program, termasuk lomba karya tulis bertema kampung untuk mengasah kepekaan sosial dan kemampuan fokus, serta dorongan agar hobi bermain *game* dapat dikembangkan menjadi peluang karier.
“Anak-anak sekarang emosinya cepat tersulut. Melalui kegiatan menulis tentang kampung, mereka belajar peka pada lingkungan dan memahami banyak hal dari perspektif yang lebih dalam,” ungkapnya.
Untuk soal gim, Agustina memberi perspektif baru. “Main game itu sah-sah saja, tapi jangan berhenti jadi konsumen. Kalian juga bisa menghasilkan uang dan mencetak prestasi dari dunia game,” tambahnya.
Baca juga : Agustina Dukung Penuh Festival Layang-Layang Internasional di Kota Semarang
Menutup dialog, Agustina menegaskan bahwa pemerintah kota ingin menjadi “shoulder to cry on” yang benar-benar hadir untuk anak muda. Ia mencontohkan program KNPI bersama Fakultas Psikologi Undip yang turun langsung ke sekolah-sekolah, menggunakan game edukatif untuk membuka ruang cerita bagi pelajar agar berani menyampaikan masalah mereka. (03)