DEMAK, Jatengnews.id – Wisata petik melon yang berada di areal persawahan seluas sekitar 600 meter persegi di Desa Bandungrejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, kini menjadi destinasi baru yang ramai dikunjungi masyarakat. Selain menawarkan pengalaman memetik melon langsung dari kebunnya, tempat ini juga menjadi sarana edukasi pertanian bagi pengunjung.
Salah satu pengunjung, Asiyah, mengaku mengetahui keberadaan wisata tersebut dari unggahan video di media sosial TikTok. Rasa penasaran membawanya datang langsung ke lokasi. Menurutnya, pengalaman memetik melon sendiri memberikan kepuasan tersendiri, terutama karena buah yang dipetik benar-benar segar.
Baca juga : Harga Gas Melon Mencapai Rp 25 ribu, Pangkalan Diserbu Pembeli
“Setiap hari saya memang sarapan pakai buah. Jadi kalau ada wisata petik buah seperti ini saya pasti tertarik. Pas datang, senang sekali karena sesuai dengan yang di TikTok. Buahnya segar, manis, dan ada beberapa varietas,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Asiyah menambahkan, dirinya juga pernah beberapa kali mengunjungi wisata petik melon di daerah lain. Namun, ia menilai konsep wisata petik melon di Bandungrejo cukup menarik dan inovatif.
“Sebelumnya juga sudah pernah ke wisata petik melon di Harjowinangun, sudah tiga kali. Inovasi seperti ini bagus sekali. Kita bisa makan buah yang benar-benar fresh karena dipetik sendiri,” katanya.
Pengelola Wisata Petik Melon Bandungrejo, David Yusril Hana, menjelaskan bahwa ide pengembangan kebun melon tersebut berawal dari inspirasi yang diperolehnya melalui YouTube. Lahan yang sebelumnya digunakan untuk menanam bawang merah kemudian dialihfungsikan menjadi green house khusus melon premium.
“Melon premium di Demak masih jarang. Dari situ kami mencoba mengembangkan wisata petik melon ini, dan alhamdulillah sudah berjalan sekitar satu tahun,” jelas David.
Saat ini terdapat empat varietas melon yang dibudidayakan, yakni Akira, Kirani, Melonet, dan Adinda, yang sebagian besar didukung oleh PT Tunas Agro. Setiap varietas memiliki karakteristik berbeda, baik dari warna kulit, tekstur daging, maupun tingkat kemanisannya.
Menurut David, antusiasme masyarakat terhadap wisata petik melon ini cukup tinggi. Tidak hanya wisatawan, banyak pula petani yang datang untuk belajar teknik budidaya melon premium.
“Banyak juga petani yang datang untuk belajar, mulai dari teknik tanam hingga perawatan,” ujarnya.
Meski sempat menghadapi kendala seperti serangan jamur dan hama kutu akibat perubahan musim, hasil panen tetap tergolong baik. Pengunjung juga tidak dikenakan biaya masuk, melainkan hanya membayar buah yang dipetik dengan harga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
“Bobot rata-rata melon sekitar 1,5 sampai 2,5 kilogram per buah. Kami juga mendampingi pengunjung untuk memilih buah yang siap panen dan berkualitas,” imbuhnya.
David berharap, kehadiran wisata petik melon ini dapat mendorong munculnya inovasi baru di sektor pertanian Kabupaten Demak serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga : Wisata Petik Buah, Gemati Kembangkan Melon Hidroponik
“Kami ingin ikut memajukan pertanian di Demak. Kami terus belajar dan berinovasi, serta mengajak para petani untuk bersama-sama mengembangkan pertanian yang lebih modern,” pungkasnya. (03)



