SEMARANG, Jatengnews.id – Melalui gelaran Jateng On Matching (JOM) yang diselenggarakan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) di Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengadakan fun trip ke 4 desa wisata di Kecamatan Gunungpati, Kamis (11/12/2025).
4 desa wisata tersebut yakni Desa Wisata Kandri, Jatirejo, Cepoko, dan Nongkosawit. Sedikitnya 30 anggota Astindo dari berbagai daerah di Indonesia seperti Bandung, Jawa Timur, Yogyakarta dan lainnya turut serta dalam fun trip yang menjadi bagian dari paket kolaborasi desa wisata yang diinisiasi Disbudpar Kota Semarang.
Baca juga: Astindo Jelajahi 4 Desa Wisata Gunungpati, Semarang Siap Tawarkan Paket Wisata Kolaborasi
Sub Koordinator Informasi Budaya dan Pariwisata Disbudpar Kota Semarang, Agus Kariswanto, menjelaskan bahwa paket kolaborasi 4 desa wisata ini merupakan upaya menumbuhkan destinasi desa wisata secara bertahap dan terarah.
“Pada prinsipnya, Dinas Pariwisata Kota Semarang ingin menumbuhkan desa wisata melalui paket kolaborasi. Ke depan, program ini bisa mengarah ke desa-desa wisata lain di Kota Semarang,” ujar Kharis sapaan akrabnya saat ditemui Jatengnews.id
Dirinya menyebut, 4desa wisata tersebut dipilih karena memiliki kesiapan dan potensi yang dapat dikembangkan.
“Program kolaborasi ini menjadi pilot project, karena dari sisi feasibility sudah masuk. Tujuannya agar Desa Wisata Jatirejo, Cepoko, dan Nongkosawit bisa sejajar dengan Desa Wisata Kandri yang sudah sukses lebih dulu,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengembangan desa wisata tidak dapat dilakukan secara serentak, melainkan bertahap. “Alhamdulillah Jatirejo mulai bangkit. Tinggal Cepoko dan Nongkosawit yang kami dorong untuk menyusul. Infrastruktur memang perlu didukung, tetapi pemberdayaan sangat bergantung pada masyarakat yang terlibat,” terangnya.
Ia menilai momentum JOM sangat tepat untuk memperkenalkan paket kolaborasi empat desa wisata kepada para buyer dari berbagai daerah.
Desa Wisata Gunungpati Potensial
Salah satu peserta dari Bandung, Joseph Sugeng Irianto, menilai potensi desa wisata di Kota Semarang sudah sangat baik dan terintegrasi.
“Desa wisata ini sudah bagus dan terkonsep, mulai dari atraksi danau di Goa Kreo. Akan lebih menarik jika dikembangkan spot minum kopi di tengah danau agar wisata speed boat semakin hidup,” ungkap Joseph, yang juga Ketua Astindo Jawa Barat.
Joseph juga menekankan pentingnya penguatan kearifan lokal melalui penyediaan suvenir khas dengan harga terjangkau. Selain itu, integrasi dengan wisata Jeep di jalur desa wisata dinilainya mampu meningkatkan daya tarik paket kolaborasi.
Pada kunjungannya ke Rumah Alas, Joseph mengusulkan agar variasi atraksi seni lebih ditingkatkan, mengingat tempat tersebut merupakan rumah para seniman.
Sementara di edu-wisata Green Fresh Farm (GFF), ia menyarankan penataan ulang alur edukasi agar jarak antara kandang sapi dan area kegiatan dibuat lebih nyaman bagi pengunjung.
Di Agrowisata Cepoko, Joseph juga merekomendasikan penguatan atraksi petik buah karena memberikan pengalaman langsung yang disukai wisatawan.
Adapun di Desa Wisata Nongkosawit, ia menilai paket edukasi bermain gamelan sangat potensial untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. “Konsep yang ditawarkan bagus dan sangat menjual, terutama bagi wisatawan asing,” tegasnya.
Dalam paket kolaborasi ini, Asosiasi Jeep Wisata Kota Semarang (Ajisaka) turut mendukung sebagai mitra transportasi menuju empat desa wisata tersebut. (01).



