Beranda Daerah Penghafal Al Quran di Jateng Dapat Bisyarah Rp1 Juta, Gus Yasin: Tak...

Penghafal Al Quran di Jateng Dapat Bisyarah Rp1 Juta, Gus Yasin: Tak Lihat Asal KTP

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maemoen, menegaskan bahwa seluruh santri yang menghafal Al Quran di Jawa Tengah berhak menerima bisyarah dari Pemprov Jateng.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menghadiri Haflah Khotmil Qur’an Madrasah Qur’anil Majid (MQM) dan Ponpes Blater Madinatul Qur’an ke-6 di Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (13/12/2025).(Foto:pemprov)

SEMARANG, Jatengnews.id  – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bisyarah atau hadiah kepada para penghafal Al Quran yang melaksanakan hafalan di wilayah Jawa Tengah, tanpa memandang asal daerah atau KTP.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maemoen, menegaskan bahwa seluruh santri yang menghafal Al Quran di Jawa Tengah berhak menerima bisyarah dari Pemprov Jateng.

Baca juga : Pemprov Jateng Luncurkan Forum Energi Daerah, Komitmen Percepatan Transisi Energi

“Selama melakukan hafalan di Jawa Tengah, tidak memandang KTP mana, tetap dapat hadiah,” ujar Taj Yasin Maemoen saat menghadiri Haflah Khotmil Qur’an Madrasah Qur’anil Majid (MQM) dan Ponpes Blater Madinatul Qur’an ke-6 di Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (13/12/2025).

Gus Yasin menjelaskan, bisyarah bagi penghafal Al Quran merupakan program resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang bersumber dari APBD. Bantuan tersebut diberikan sebesar Rp1 juta bagi santri yang berhasil menghafal 30 juz Al Quran.

Menurutnya, program ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap para penghafal Al Quran, sekaligus ikhtiar agar keberkahan Al Quran membawa kebaikan bagi jalannya pemerintahan di Jawa Tengah.

“Siapa saja yang menghafal Al Quran di Jawa Tengah memiliki hak yang sama untuk mendapatkan bisyarah dari pemerintah,” tegasnya.

Selain bisyarah, Pemprov Jateng juga memiliki program beasiswa santri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dalam sambutannya, Gus Yasin menyinggung peran Al Quran dalam mengangkat derajat umat. Ia mencontohkan sahabat Nabi Muhammad SAW seperti Abdullah bin Mas’ud dan Abu Hurairah, yang meski memiliki keterbatasan, namun menjadi tokoh besar dalam sejarah Islam.

Baca juga : Pemprov Jateng Integrasikan Trans Jateng dengan Transportasi Online dan Angkutan Lokal

“Pendidikan inklusi sudah diajarkan Nabi Muhammad sejak dahulu. Pondok pesantren hari ini menjadi pelopor pendidikan inklusi, siapa pun diterima untuk belajar Al Quran,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Pemprov Jateng menyerahkan bisyarah kepada tujuh penghafal 30 juz Al Quran. Acara tasyakuran juga diikuti oleh 86 penghafal 30 juz binnadzri dan 145 penghafal juz 30 bil ghoib.

Kegiatan ditutup dengan doa khotmil Quran yang dipimpin oleh Dr KH Mu’tashim Billah, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sleman, Yogyakarta.(02)

Exit mobile version