32 C
Semarang
, 22 Desember 2025
spot_img

Lewat Kartu Pos, Fadli Zon dan Agustina Ajak Publik Membaca Sejarah Semarang

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menegaskan pentingnya kartu pos dalam memahami sejarah Kota Semarang dan identitasnya.

SEMARANG, Jatengnews.id — Sejarah Kota Semarang tidak hanya tersimpan dalam arsip resmi, tetapi juga terekam kuat lewat kartu pos bergambar. Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menegaskan, kartu pos lawas menjadi jejak visual penting untuk memahami perjalanan kota sejak akhir abad ke-19.

Hal itu disampaikannya saat membuka pameran dan peluncuran buku kartu pos bergambar di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama Semarang, Jumat (19/12/2025).

Baca juga : Fadli Zon Resmikan Gedung Rakyat Tegal, Dorong Kesenian Lokal Berkembang

Fadli Zon menjelaskan, koleksi yang dipamerkan berasal dari rentang waktu 1890-an hingga 1942. Gambar-gambar tersebut menampilkan potret Kota Lama, geliat pelabuhan, hingga aktivitas sosial masyarakat Semarang pada masa kolonial.

“Dari kartu pos ini kita bisa membaca wajah Semarang di masa lalu. Ia merekam peristiwa, ruang kota, dan kehidupan sosial yang membentuk identitas Semarang,” ujar Fadli.

Sebanyak 198 kartu pos berhasil dihimpun dalam proyek ini. Sebagian menggambarkan bangunan yang masih berdiri hingga kini, sementara lainnya menunjukkan kawasan yang telah berubah drastis atau lenyap.

Menurut Fadli, penyusunan buku tersebut melalui riset panjang selama tiga sampai empat tahun. Penelusuran dilakukan untuk mengungkap cerita di balik setiap visual, mulai dari fungsi bangunan hingga konteks sejarah yang menyertainya.

“Kartu pos bukan benda mati. Setiap gambar punya latar, waktu, dan cerita yang harus dibaca secara kritis,” tegasnya.

Ia menilai, kartu pos memiliki peran penting sebagai medium dokumentasi sejarah dan komunikasi sosial. Karena itu, Fadli mendorong generasi muda untuk menjadikan pameran ini sebagai pintu masuk memahami sejarah kota dan warisan budaya.

“Saya mengajak anak muda untuk melihat langsung bagaimana kota ini tumbuh dan berubah,” katanya.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menyebut pameran kartu pos memberi perspektif baru dalam melihat sejarah kota. Melalui visual lama, masyarakat diajak membandingkan kondisi Semarang masa lalu dan masa kini.

“Kita bisa melihat perubahan kota secara nyata. Dari situ akan tumbuh rasa memiliki dan kepedulian terhadap Semarang,” ujar Agustina.

Agustina menegaskan, Kota Lama merupakan wajah pariwisata sejarah Semarang. Ia optimistis pameran dan buku kartu pos ini dapat memperkuat daya tarik wisata sekaligus menarik minat komunitas sejarah dan filateli.

Pemkot Semarang, lanjut Agustina, terus mendorong pelestarian bangunan bersejarah. Salah satunya dengan rencana revitalisasi gedung pertemuan eks Gedung Sarekat Islam agar dapat difungsikan sebagai ruang kegiatan budaya.

“Bangunan sejarah harus dihidupkan kembali, bukan sekadar dipajang,” tegasnya.

Agustina berharap pameran ini mendorong warga, terutama generasi tua, untuk membuka kembali arsip pribadi berupa foto, surat, atau dokumen lama yang berkaitan dengan sejarah Semarang.

Baca juga : Fadli Zon Harap Konflik Keraton Solo Tak Terulang

“Semakin banyak arsip yang dibuka, semakin kuat narasi sejarah Kota Semarang,” pungkasnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN