Beranda Headline Perkuat Praktek Mahasiswa, Universitas Telogorejo Semarang Hadirkan Nursing Anne Simulator Senilai 2...

Perkuat Praktek Mahasiswa, Universitas Telogorejo Semarang Hadirkan Nursing Anne Simulator Senilai 2 Miliar

Nursing Anne Simulator merupakan manekin simulasi keperawatan yang dirancang menyerupai kondisi pasien nyata, baik secara anatomi maupun fisiologis.

Universitas Telogorejo Semarang
Dosen Universitas Telogorejo Semarang, Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep, memperlihatkan Nursing Anne Simulator sebagai alat bantu praktek mahasiswa bertempat di ruang praktek kampus UNTS, Selasa (23/12/2025). (Foto: Shodiqin)

SEMARANG, Jatengnews.id – Universitas Telogorejo Semarang (UNTS) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dengan menghadirkan Nursing Anne Simulator, manekin simulasi keperawatan berstandar internasional yang didatangkan langsung dari Jerman.

Alat simulasi canggih tersebut memiliki nilai investasi sekitar Rp2 miliar dan diperuntukkan khusus bagi mahasiswa UNTS guna menunjang pembelajaran praktik keperawatan secara profesional.

Dosen Universitas Telogorejo Semarang, Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep, menjelaskan bahwa Nursing Anne Simulator merupakan manekin simulasi keperawatan yang dirancang menyerupai kondisi pasien nyata, baik secara anatomi maupun fisiologis.

Baca juga: 124 Karyawan RS Telogorejo Ikuti Wisuda dan Angkat Sumpah Perdana Universitas Telogorejo

“Kehadiran alat ini memungkinkan mahasiswa mempraktikkan berbagai keterampilan klinik secara aman dan terkontrol, mulai dari pemeriksaan tanda vital, tindakan keperawatan dasar, hingga penanganan kasus kegawatdaruratan,” jelasnya.

Bagus menambahkan, simulator ini digunakan oleh mahasiswa Program D3 Keperawatan, S1 Keperawatan, serta Pendidikan Profesi Ners. Fasilitas tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa agar lebih siap menghadapi kondisi riil di rumah sakit maupun fasilitas layanan kesehatan lainnya.

Dilengkapi Fitur Realistis Menyerupai Manusia

Nursing Anne Simulator dilengkapi berbagai fitur realistis menyerupai manusia. Pada bagian mata, simulator memiliki pupil yang dapat diatur ukurannya, mampu berkedip, serta dapat membuka dan menutup salah satu sisi mata.

“Simulator ini juga dapat diatur menjadi karakter laki-laki maupun perempuan sesuai kebutuhan pembelajaran,” tambahnya.

Dari sisi pernapasan, simulator mampu mengeluarkan suara napas dan batuk, serta menunjukkan pergerakan dada layaknya manusia saat bernapas. Mahasiswa juga dapat mempraktikkan pemasangan selang makanan melalui saluran pencernaan, dengan cairan khusus yang dapat keluar menyerupai proses pencernaan manusia.

Selain itu, simulator mendukung praktik pemasangan selang pernapasan bagian atas, intubasi, trakeostomi, serta memungkinkan mahasiswa mempelajari suara jantung normal maupun abnormal, suara paru-paru, hingga suara lambung.

Pada sistem kemih, Nursing Anne Simulator dapat digunakan untuk praktik pemasangan kateter urin. Jika pemasangan dilakukan dengan benar, cairan urin akan keluar menyerupai kondisi pasien sebenarnya. Simulator ini juga memungkinkan praktik pengambilan darah, dengan cairan menyerupai darah yang dapat keluar sesuai prosedur medis.

“Nadi pada simulator dapat dirasakan sehingga mahasiswa dapat menghitung frekuensi denyut jantung per menit sesuai pengaturan, dan hasil praktik tersebut kemudian dievaluasi oleh dosen,” jelasnya.

Terhubung Patient Monitor dan EKG

Nursing Anne Simulator UNTS dapat dihubungkan dengan patient monitor yang menampilkan gambaran EKG (Elektrokardiogram) serta tanda-tanda vital lainnya. Kondisi pasien dapat diatur terlebih dahulu melalui sistem monitor sebelum praktik dimulai, sehingga mahasiswa dapat berlatih berdasarkan berbagai skenario kasus klinis yang realistis.

Baca juga: STIKES Telogorejo Resmi Menjadi Universitas Telogorejo, Buka Prodi Sosio Humaniora

Rektor Universitas Telogorejo Semarang, dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes., Ph.D, melalui rilisnya menyampaikan bahwa kehadiran Nursing Anne Simulator merupakan bagian dari komitmen UNTS dalam memperkuat fasilitas laboratorium dan mendorong transformasi menuju universitas kesehatan yang unggul, profesional, serta berdaya saing global.

“Dengan fasilitas ini, proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada penguasaan keterampilan klinis sesuai standar pelayanan kesehatan nasional dan internasional,” tegasnya. (01).

Exit mobile version