Beranda Daerah Puspita Bahari Kukuhkan Komitmen Keadilan Gender dan Iklim di Demak

Puspita Bahari Kukuhkan Komitmen Keadilan Gender dan Iklim di Demak

Kenali Puspita Bahari Demak, komunitas yang berjuang 20 tahun untuk hak-hak perempuan nelayan dan masyarakat pesisir.

Para anggota Puspita Bahari berfoto bersama saat peringatan Dua Dekade gerakan perempuan nelayan di Desa Morodemak, Demak, Kamis (25/12/2025). (Foto: Sam)
Para anggota Puspita Bahari berfoto bersama saat peringatan Dua Dekade gerakan perempuan nelayan di Desa Morodemak, Demak, Kamis (25/12/2025). (Foto: Sam)

DEMAK, Jatengnews.id — Komunitas perempuan nelayan Puspita Bahari menandai 20 tahun perjalanan perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan nelayan dan masyarakat pesisir di Kabupaten Demak.

Sejak berdiri pada 25 Desember 2005, organisasi akar rumput ini konsisten berada di garis depan dalam upaya menghapus kemiskinan dan kekerasan terhadap perempuan pesisir, serta memperjuangkan perlindungan hak-hak dasar perempuan nelayan sebagai warga negara.

Baca juga : Lebih Sehat Perempuan Pesisir Demak Beralih ke Pembalut Kain

Kini beranggotakan sekitar 150 perempuan yang tersebar di Desa Morodemak, Purworejo, Margolinduk, dan Timbulsloko, Puspita Bahari telah menjalankan berbagai program penguatan kelompok, pendampingan kasus, pemberdayaan ekonomi perempuan, hingga advokasi kebijakan yang berpihak pada masyarakat pesisir.

Lebih dari 2.000 orang telah merasakan manfaat pendampingan organisasi ini. Di tengah ancaman krisis iklim dan banjir rob yang terus meningkat, komunitas ini juga memperkuat solidaritas antarperempuan pesisir untuk menghadapi dampak perubahan iklim.

Mengusung tema “Air Pasang dan Masa Depan yang Menjejak: Perempuan Pesisir Memimpin Keadilan Iklim dan Gender di Demak, Jawa Tengah”, Puspita Bahari menyelenggarakan rangkaian kegiatan peringatan 20 tahun dengan dukungan GENERATE Project, University of Leeds. Acara digelar di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang—desa tempat komunitas ini lahir.

Rangkaian kegiatan meliputi sambutan, pemutaran film dokumenter parade 16 perahu perempuan nelayan, penyerahan bantuan dari Baznas Demak untuk perbaikan rumah panggung seorang perempuan nelayan, pemberian bantuan tanaman pangan untuk kelompok perempuan pesisir terdampak banjir rob, hingga penyerahan peralatan bank sampah dari Forum Demak Hijau dan Bank Sampah Induk.

Acara juga diisi pembacaan puisi, penyampaian pesan dari jaringan organisasi mitra, tasyakuran doa bersama, serta pelatihan pengelolaan manajemen sampah di kawasan pesisir. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan makan bersama di Rumah Perjuangan Puspita Bahari, Morodemak.

Dalam sambutannya, Ketua Puspita Bahari Masnuah menegaskan bahwa dua dekade perjalanan organisasi bukanlah jalan yang mudah.

“Perjuangan kami penuh tantangan dan hambatan. Namun dengan konsistensi dan kesetiaan pada nilai-nilai gerakan perempuan, kami mampu bertahan dan terus tumbuh. Terima kasih kepada para sedulur yang selalu membersamai Puspita Bahari dalam memperjuangkan keadilan bagi perempuan nelayan dan masyarakat pesisir,” ujar Masnuah, Kamis (25/12/2025).

Kepala Desa Morodemak, Khoerul Anwar, turut memberikan apresiasi atas kiprah panjang Puspita Bahari.

“Gerakan ini telah memberi manfaat nyata bagi masyarakat pesisir, khususnya Morodemak sebagai tempat awal Puspita Bahari berdiri. Pemerintah desa berkomitmen mendukung setiap langkah yang memperkuat perlindungan lingkungan dan pemberdayaan perempuan,” tegasnya.

Dukungan terhadap peringatan 20 tahun Puspita Bahari datang dari komunitas nelayan, organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, universitas, organisasi kemahasiswaan, pemerintah daerah, hingga media.

Baca juga : Panel Surya untuk Mak Jah Akhirnya Terpasang, Terangi Rumah Warga Bedono yang Tiga Tahun Hidup dalam Gelap

Kolaborasi lintas sektor ini dinilai menjadi bukti kuatnya komitmen bersama untuk memperjuangkan keadilan gender dan keadilan iklim bagi perempuan nelayan dan masyarakat pesisir Demak. (03)

Exit mobile version