31.4 C
Semarang
, 11 Agustus 2025
spot_img

Mahasiswa FEB Udinus Pacu Potensi Kebudayaan di Desa Kalongan  Melalui PPK Ormawa

SEMARANG, Jatengnews.id – Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, memiliki potensi kebudayaan yang sangat kuat, namun belum terdigitalisasi dan memiliki sistem koordinasi yang baik.

Kendala itu lah menjadi latar belakang diimplementasikan program Kalongan Warisan Budaya (Kalwara) yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), belum lama ini.

Baca juga : Asah Jiwa Wirausaha Muda 316 Mahasiswa Terlibat Dalam WMK Udinus

Program ini berjudul ‘Kalongan Warisan Budaya (Kalwara): Penguatan Eksistensi Sanggar Dan Budaya Lokal Berkelanjutan Melalui Digital Ecosystem Dan Cultural Experience’. Melibatkan 15 mahasiswa dari BEM FEB yang merupakan mahasiswa Program Sarjana Manajemen dan Sarjana Akuntansi Udinus.

Ketua Tim, Audiya Adi Prameswari, menjelaskan bahwa program ini dijalankan sesuai hasil observasi dan wawancara dengan pengelola sanggar hingga perangkat desa yang berlokasi di Kabupaten Semarang. Bertujuan untuk memperkuat eksistensi sanggar budaya dan memperkenalkan budaya lokal secara berkelanjutan.

“Permasalahan utama yaitu eksistensi dan promosi sanggar budaya di Desa Kalongan yang belum banyak didokumentasikan secara luas. Untuk itu kami pendekatan digital dan penguatan kelembagaan sehingga ada forum resmi yang menjadi wadah koordinasi antar-sanggar,” ujar Audiya pada Senin (11/08/2025).

Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, tim PPK Ormawa BEM FEB mengimplementasikan 4 program kerja sekaligus. Diawali dengan dibentuknya Forum Sanggar Budaya Kalongan (FSBK) sebagai kelembagaan budaya lokal, memberikan pelatihan manajemen kelembagaan seni, digital marketing budaya, dan pemanfaatan website. Launching website dan event gelar karya budaya.

“Kami juga akan meluncurkan website Kalongan Heritage yang difungsikan sebagai pusat informasi budaya Kalongan. Kemudian puncak program ini menggelar Event Gelar Karya yang menampilkan pertunjukan seni dari berbagai sanggar,” terangnya.

Kaya dengan Seni Tak Benda

Beberapa kekayaan seni dan budaya tak benda yang masih cukup kuat diantaranya tari tradisional, kuda lumping, reog, gamelan, hingga batik. Karya seni itu dikembangkan di sejumlah sanggar, diantaranya Condrowinoto, Sri Budaya Manunggal Waseso, Seni Puspitodjojorejo dan Wahyu Langen Budoyo. Menurut Audiya masyarakat khususnya para pengelola sanggar sangat mendukung adanya kegiatan PPK Ormawa dari BEM FEB Udinus.

“Bahkan perangkat desa dan para pelaku seni  aktif terlibat langsung dalam rangkaian kegiatan pelatihan, pembentukan FSBK hingga persiapan event kebudayaan sebagai puncak acara. Tanggapan positif mereka dikarenakan mendapat ruang baru untuk eksistensi dan promosi karya secara digital,” terangnya.

Penanggung Jawab sekaligus Ketua BEM FEB Udinus, Reza Alvinanto menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan beberapa mitra dari pemerintahan. Seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang yang mendukung penyediaan narasumber pelatihan. Hingga Pemerintah Kabupaten Semarang yang memberikan regulasi dan kebijakan baru untuk dibentuknya FSBK.

“Setelah program ini selesai, kami akan terus melakukan  monitoring dan evaluasi bersama, khususnya dalam menjalankan website dan regulasi FSBK. PPK Ormawa ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang membentuk softskill dan hardskill mahasiswa diluar kelas perkuliahan,” pungkasnya.

Baca juga : Kenalkan Rektor Baru Udinus Luluskan 712 Mahasiswa

Selain BEM FEB Udinus, ada 6 kelompok mahasiswa Udinus lainnya yang berhasil mendapatkan pendanaan hingga 170 juta rupiah dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). Mereka semua menjalankan program kerja untuk memberdayakan desa ataupun wilayah khusus, sesuai dengan keahlian masing-masing kelompok. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN