30 C
Semarang
, 13 November 2025
spot_img

Kuliah Umum di Undip, Menteri Iftitah Paparkan Konsep Baru Transformasi Transmigrasi 

Program transmigrasi kini bertransformasi menjadi gerakan pembangunan berbasis kemandirian dan kewirausahaan.

SEMARANG, Jatengnews.id – Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa program transmigrasi kini bertransformasi menjadi gerakan pembangunan berbasis kemandirian dan kewirausahaan.

Hal itu disampaikannya saat mengisi kuliah umum bertema “Transformasi Transmigrasi: Panggilan Membangun Negeri Melalui Kemandirian dan Kewirausahaan” di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jumat (31/10/2025).

Menurut Iftitah, selama ini transmigrasi sering dipahami hanya sebagai perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa. Padahal, transmigrasi sejatinya adalah proses pembangunan manusia menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Baca juga: Professor Nagoya University Kunjungi FISIP UNDIP

“Transmigrasi adalah urbanisasi yang terencana. Kalau urbanisasi sering berdampak negatif, maka transmigrasi yang dirancang dengan baik justru membawa pemerataan pembangunan dan kesejahteraan,” ujar Iftitah.

Ia menegaskan, Kementerian Transmigrasi kini tidak lagi berfokus pada jumlah penduduk yang dipindahkan, melainkan pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

“Kita ubah cara pandang. Bukan lagi memindahkan semut ke gula, tapi menciptakan gula agar semut datang. Artinya, kawasan transmigrasi harus punya daya tarik ekonomi agar masyarakat mau datang secara sukarela,” jelasnya.

Dalam paparannya, Menteri Iftitah memaparkan lima program unggulan transformasi transmigrasi, yakni Trans Tuntas (penyelesaian masalah lahan), Transmigrasi Total (penguatan transmigrasi lokal), Trans Nusantara (pengembangan tenaga ahli lintas provinsi), Trans Gotong Royong (sinergi lintas kementerian dan lembaga), serta Trans Kreatif (pengembangan industri, pariwisata, dan energi terbarukan).

Salah satu contoh keberhasilan transformasi transmigrasi terjadi di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Melalui pengembangan industri tebu, angka kemiskinan berhasil ditekan dari 32 persen menjadi 5 persen.

“Sekitar 80 persen tenaga kerjanya berasal dari masyarakat lokal. Ini bukti transmigrasi mampu meningkatkan kemandirian ekonomi daerah,” tutur Iftitah.

Ilmu Harus Bermanfaat untuk Masyarakat

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Suherman, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah untuk membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

“Menjadi guru besar itu penting, tetapi lebih penting lagi jika ilmu yang kita miliki bermanfaat bagi masyarakat. Sebaik-baik orang adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain, dan sebaik-baik kampus adalah yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: FISIP UNDIP Dorong Kesadaran Kritis Terhadap Kekuasaan Digital

Prof. Suherman juga menuturkan bahwa Undip terus berupaya mengembangkan riset yang bisa langsung diterapkan di lapangan, seperti teknologi pengolahan air laut menjadi air bersih, inovasi pertanian berkelanjutan, hingga energi ramah lingkungan.

“Kami sudah diminta membantu beberapa daerah, mulai dari Brebes hingga Kalimantan Timur dan Banten. Bahkan, kami siap mendukung kebutuhan air bersih di wilayah kepulauan Cilacap yang sulit dijangkau jaringan PLN,” jelasnya.

Ia menegaskan, Undip siap menjadi bagian dari rencana besar pemerintah dalam memperkuat pembangunan nasional melalui program transmigrasi.

“Kita ingin Undip menjadi kampus yang bermartabat dan bermanfaat. Semua riset dan inovasi harus sampai ke masyarakat, bukan berhenti di laboratorium. Kami siap menjadi bagian dari transformasi transmigrasi untuk memajukan ekonomi rakyat,” pungkasnya. (01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN