26 C
Semarang
, 13 November 2025
spot_img

Pasca Tragedi di Kendal, UIN Walisongo Larang Mahasiswa KKN Lakukan Aktivitas di Air

UIN Walisongo Semarang melarang mahasiswa KKN melakukan aktivitas di air setelah tragedi tenggelam di Kendal.

SEMARANG, Jatengnews.id – UIN Walisongo Semarang resmi melarang seluruh mahasiswa KKN melakukan aktivitas di air setelah tragedi tenggelamnya enam mahasiswa KKN Reguler ke-85 di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, pada Selasa (4/11/2025) lalu.

Sebelumnya, telah diketahui bahwa sejak 14 Oktober 2025 lalu, UIN Walisongo melepaskan 599 mahasiswa yang terbagi 40 posko KKN di tiga kecamatan Kabupaten Kendal.

Baca juga : UIN Walisongo Berduka, Seluruh Mahasiswa Korban Arus Sungai di Kendal Ditemukan

Selama 45 hari, terhitung hingga 27 November 2025 mereka melakukan pengabdian.

Kemudian, pasca insiden tersebut, UIN Walisongo mengeluarkan untuk antisipasi keselamatan mahasiswa yang masih menjalankan program KKN di Singorojo, Boja dan Limbangan.

“Begitu ada kejadian itu, kami langsung berkoordinasi dengan camat di tiga wilayah lokasi KKN. Kami menginstruksikan seluruh mahasiswa untuk tidak melakukan kegiatan di air selama musim hujan,” ungkap Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo, Moh. Masrur, Kamis (6/11/2025).

Larangan tersebut berlaku untuk semua bentuk kegiatan, baik yang bersifat rekreasi, survei lapangan, maupun kegiatan pengabdian yang melibatkan sungai, waduk, atau sumber air lainnya.

Pihak LP2M juga meminta mahasiswa berkoordinasi dengan aparat desa dan tokoh masyarakat sebelum mengadakan kegiatan luar ruangan.

“Kami imbau agar setiap aktivitas mahasiswa dikonsultasikan dengan pihak desa. Mereka harus memperhatikan kondisi cuaca dan medan di sekitar lokasi. Jangan ambil risiko,” ujarnya.

Ia menceritakan, bahwa ke enam mahasiswa yang meninggal dunia itu, berencana melakukan survei potensi wisata sungai sebagai bagian dari program pengabdian mereka. Kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri seusai menjalankan program kerja di SD Getas.

“Mereka ingin mengangkat kembali destinasi wisata sungai yang sempat redup. Tapi sayangnya, saat survei debit air tiba-tiba naik, menghantam enam mahasiswa yang berada di tengah aliran,” katanya.

Dari 15 mahasiswa yang berada di lokasi, sembilan berhasil menyelamatkan diri, sementara enam lainnya terseret arus deras dan ditemukan meninggal dunia.

Menurut Masrur, tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi pihak kampus dalam memperkuat aspek keselamatan di lapangan. LP2M berencana memperketat standar keamanan kegiatan KKN, termasuk dengan pembekalan mitigasi bencana dan keselamatan lapangan bagi mahasiswa sebelum diterjunkan ke lokasi pengabdian.

“Ke depan, kami akan tambahkan pembekalan terkait keselamatan di medan berisiko. Termasuk bagaimana bersikap saat berada di area sungai, gunung, atau lokasi yang rawan kecelakaan,” jelasnya.

Selain itu, seluruh mahasiswa KKN telah terdaftar dalam asuransi perlindungan mahasiswa, dan pihak kampus sedang mengurus proses klaim serta santunan kepada keluarga korban.

Duka Mendalam dan Doa Bersama

Sebagai bentuk penghormatan, UIN Walisongo menggelar doa bersama dan salat ghaib selama tujuh hari untuk enam mahasiswa yang gugur saat melaksanakan tugas pengabdian.

“Ini bagian dari simpati kami. Doa dan penghormatan bagi anak-anak terbaik yang telah mengabdi untuk masyarakat,” ujar Masrur.

“Jadi kita himbau kepada seluruh fakultas di UIN Walisongo, setiap sebelum kelas pembelajaran dimulai, dilakukan doa bersama terlebih dahulu selama 7 hari,” jelasnya.

Ia menegaskan, semangat pengabdian para mahasiswa tidak boleh padam, namun keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama.

Baca juga : Korban ke 6, Nabila Mahasiswa KKN UIN Walisongo Berhasil Ditemukan

“KKN adalah bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, tapi keselamatan mereka adalah yang utama. Kami tidak ingin peristiwa seperti ini terulang,” pungkasnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN