KARANGANYAR, Jatengnews.id – Pemkab Karanganyar bekerja sama dengan Balai Kolaborasi ISI Solo menampilkan karya seni monumental Sendratari Garuda pada malam puncak Lawu Festival, yang sekaligus memperingati HUT ke-108 Kabupaten Karanganyar.
Pertunjukan yang digarap selama satu tahun ini disutradarai Fawatri Kendrawati, melibatkan 12 penari dan 10 musisi, menampilkan kisah pengorbanan Garuda demi membebaskan ibunya, Dewi Winata. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggarsari Atuwati.
Baca juga: Antisipasi Kemungkinan Gangguan, Pemkab Karanganyar Perketat Pengamanan
“Kami mencoba mentransformasikan pahatan batu Candi Sukuh menjadi bahasa gerak yang hidup. Dari sana kami menemukan pesan spiritual tentang pengorbanan, kesetiaan, dan pembebasan dari keburukan menuju kesucian,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar, Hari Purnomo, mengatakan, karya ini diharapkan menjadi ikon baru daerah dan mendorong kreativitas sanggar seni lokal.
“Kami berencana mengadakan pelatihan tari bagi sanggar-sanggar lokal agar Sendratari Garuda dapat terus dikembangkan. HAKI atas karya ini juga akan diserahkan kepada Pemkab Karanganyar sebagai upaya pelestarian budaya daerah,” jelasnya.
Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, menambahkan bahwa kolaborasi antara seni, budaya, dan ekonomi kreatif memberikan dampak nyata bagi pelaku UMKM sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Pemkab Karanganyar Kembangkan Colomadu Pusat Bisnis
“Kolaborasi antara seni, budaya, dan ekonomi kreatif harus terus kita dorong agar menjadi kekuatan baru dalam memajukan Karanganyar sebagai kabupaten yang berdaya saing dan berkepribadian dalam kebudayaan,” katanya.
Dengan tata artistik megah, musik simbolik, dan visualisasi memukau, Sendratari Garuda menjadi bukti bahwa warisan budaya masa lalu dapat terus hidup melalui kreativitas generasi kini.(Adv-02)



