28.6 C
Semarang
, 19 November 2025
spot_img

DPR dan Kemenparekraf Dorong Kemandirian Desa Wisata: Event Semarang Diminta Libatkan Desa-Desa Wisata

Dalam forum tersebut, anggota DPR RI Samuel J. D. Watimena dan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB), Agustina, menekankan pentingnya kemandirian desa wisata serta kolaborasi dengan berbagai event besar di Kota Semarang.

SEMARANG, Jatengnews.id  — Upaya memperkuat promosi desa wisata kembali ditegaskan dalam kegiatan “Sosialisasi Penguatan Promosi Desa Wisata melalui Penyelenggaraan Event” yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Komisi VIII DPR RI di Semarang, Sabtu (15/11/2025).

Dalam forum tersebut, anggota DPR RI Samuel J. D. Watimena dan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB), Agustina, menekankan pentingnya kemandirian desa wisata serta kolaborasi dengan berbagai event besar di Kota Semarang.

Baca juga: Duka Menyelimuti Semarang, Kepergian V. Djoko Riyanto Tinggalkan Jejak Keteladanan dan Cinta

Samuel menilai bahwa pengembangan desa wisata harus bertumpu pada jati diri dan kekuatan budaya setempat.

“Desa wisata itu harus mandiri, harus punya harga diri. Mereka harus paham apa yang desa ini miliki, entah itu mata air, hamparan sawah, kebersihan desa, kuliner, atau gaya hidupnya,” ujarnya.

Ia menyoroti masih banyak desa yang belum menyadari potensi autentik yang sebenarnya menjadi daya tarik wisatawan. Akibatnya desa cenderung mengikuti selera pengunjung, bukan menonjolkan keunikannya sendiri.

“Banyak desa belum memahami potensi autentiknya. Padahal budaya makan tradisional atau kebiasaan sederhana seperti tak memakai alas kaki, justru dicari wisatawan dunia,” tegasnya.

Samuel juga mendorong generasi muda desa untuk aktif memanfaatkan teknologi sebagai alat promosi.

“Saya ajak anak-anak muda memanfaatkan gadget. Bikin kelompok, rutin mengkomunikasikan kelebihan desa. Saya siap bantu koordinasi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Agustina menilai Semarang memiliki pergerakan wisata Nusantara yang tinggi, dengan dukungan kuliner, budaya, hingga perkembangan industri fashion.

Ia menyebutkan bahwa permintaan kamar hotel meningkat drastis setiap kali kota ini menggelar event besar.

“Semarang ini event-nya sangat banyak. Minggu lalu saja cari kamar hotel pun sulit karena banyak kegiatan,” ungkapnya.

Karena itu, ia mendorong agar setiap event besar di Semarang menggandeng desa wisata sebagai bagian dari rangkaian acara.

“Event apa pun—di Kota Lama, olahraga, budaya, seni—bisa menggandeng desa wisata sebagai bagian dari program mereka,” ujarnya.

Agustina menyebut desa wisata memiliki paket lengkap mulai dari UMKM, pemandu HPI, homestay, hingga kuliner dan sanggar seni.

Baca juga: Desa Kambangan Kembangkan Desa Wisata dengan Dukungan Bank Jateng

“Durian Gunungpati itu bukan kaleng-kaleng,” katanya mencontohkan potensi kuliner lokal.

Agustina juga menyinggung peningkatan aksesibilitas Kota Semarang dengan adanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur serta rute Singapura yang segera dibuka. Menurutnya, arus wisatawan ini harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa.

“Kesejahteraan jangan berhenti di pemain besar saja, tapi semua harus mendapatkan,” tegasnya.

Dengan penguatan promosi, kolaborasi event, dan pemanfaatan potensi lokal, desa wisata di Semarang dan sekitarnya diharapkan semakin mandiri, kompetitif, serta mampu menjadi penopang kesejahteraan masyarakat secara lebih merata.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN