SEMARANG, Jatengnews.id – Bencana banjir dan longsor yang melanda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidak hanya berdampak pada warga di daerah tersebut, tetapi juga dirasakan para perantau, termasuk mahasiswa asal Aceh yang menempuh pendidikan di luar daerah.
Salah satunya Yudha Sandi Pratama (21), mahasiswa semester tujuh Universitas PGRI Semarang (Upgris), yang mengaku sempat kehilangan kontak dengan keluarganya selama empat hari.
Baca juga: Selama Empat Tahun BNPB Catat Terjadi 3.500 Bencana Alam
“Saya putus komunikasi empat hari. Keluarga tinggal di Kabupaten Gayo Lues, Aceh,” ungkapnya, Selasa (9/12/2025).
Yudha menjelaskan, meski Gayo Lues berada di kawasan perbukitan dan pusat bencana berada di wilayah pinggiran kota, jalur darat menuju kampung halamannya tetap terisolasi.
“Masuk ke daerah itu hanya bisa lewat jalur udara. Lintas darat sama sekali tidak bisa dan jaringan juga putus total,” jelasnya.
Ia bersyukur rumah dan keluarganya tidak terkena banjir maupun longsor secara langsung. Namun, daerahnya tetap terdampak karena akses terputus sehingga aktivitas warga lumpuh dan orang tuanya tidak dapat bekerja.
“Dampaknya berpengaruh ke saya di perantauan. Biaya kos, kuliah, dan kebutuhan hidup jadi terganggu,” akunya.
Dalam kondisi tersebut, Yudha mengaku sempat meminta bantuan teman untuk meminjam uang.
Baca juga: Gubernur Jawa Tengah Jadi ‘Bapak’ Mahasiswa Korban Bencana, Bantu Biaya Kos dan Kuliah
“Saya sampai minta tolong teman-teman untuk pinjamin uang, karena di perantauan bingung mau cari ke mana lagi,” ujarnya.
Saat ini ia berharap bisa segera pulang untuk membantu keluarganya.
“Keluarga sama sekali tidak bisa bekerja. Sementara hanya mengandalkan tabungan dan menunggu bantuan logistik dari pemerintah,” pungkasnya.(02)
