35 C
Semarang
, 15 October 2024
spot_img

Makanan Khas Pekalongan Apem Kesesi Akan Berstatus Warisan Budaya Tak Benda

Pekalongan, Jatengnews.id – Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Winaryo, menjelaskan, penetapan status warisan budaya tak benda (WBTB) tersebut merupakan tindak lanjut dari sidang penetapan warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek, pada 21 Agustus 2024.

“Sidang berlangsung selama dua jam. Alhamdulillah apem kesesi lolos dan akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” ujar Winaryo dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng Jumat (30/08/2024).

Baca juga : Mitigasi Bencana Banjir dan Rob BPBD Pekalongan Optimalkan CCTV

Dijelaskan, apem kesesi merupakan salah satu kudapan dari Dukuh Bantul, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Jajanan tersebut muncul pertama kali pada 1960an, yakni pada acara Khaul Mbah Kiai Gendon.

Winaryo menuturkan, apem kesesi dibuat dari adonan tepung beras dan gula aren yang dibentuk bulat dan dialasi daun pisang. Adonan apem dimasak dengan cara dikukus dengan dandang khusus. Campuran antara tepung dan gula aren membuat apem kesesi memiliki rasa manis legit.

Ia mengimbau masyarakat untuk melestarikan apem kesesi sebagai warisan budaya, dengan cara menyajikan makanan ringan tersebut di dalam menu jamuan makan di setiap kegiatan, baik kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat maupun masyarakat Kabupaten Pekalongan.

Selain itu, saat ini para produsen apem kesesi telah memiliki paguyuban yang menaungi mereka.

Winarno menambahkan, ada satu lagi warisah budaya Kabupaten Pekalongan, yakni Pertunjukan Seni Sintren Kabupaten Pekalongan. Sintren berstatus sebagai WBTb sejak 2019. Tarian daerah tersebut berkisah tentang kisah asmara antara Putri Ki Ageng Sentanu, Sulasih, dengan Putra Joko Bau, Sulamjono. Romantisme kedua sejoli tersebut yang terhalang restu orang tua mereka.

Baca juga : Cerita Tunamah Warga Pekalongan Atap Rumahnya Roboh Diguncang Gempa Bumi

Lebih lanjut, pada 2025, Pemkab Pekalongan akan mengusulkan dua kesenian khas Kota Santri sebagai WATb, yaitu Gendukan dan Langkah Telu. Keduanya berasal dari Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN