
Boyolali, Jatengnews.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jateng dan DIY kembali berkomitmen mendukung kemandirian usaha dalam kali ini adalah peternak sapi di Boyolali Jawa Tengah.
PLN Jateng dan DIY mendukung kemandirian usaha peternak sapi di Boyolali ini melalui program Electrifying Agriculture dengan penyalaan sambungan listrik baru dengan daya 164 kilo Volt Ampere (kVA).
Bantuan penyalaan listrik baru tersebut diterima UD. Pramono, salah satu pengepul susu sapi terbesar di Boyolali. Keomitmen PLN Jateng dan DIY sekaligu dalam rangka menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila.
General Manager PLN UID Jateng dan DIY Sugeng Widodo yang hadir secara langsung pemberian bantuan penyalaan listri baru, menyampaikan bahwa perluasan listrik ke sektor agrikultur seperti ini adalah bentuk nyata kehadiran PLN dalam mendorong pemerataan energi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
“PLN tidak hanya melistriki pelanggan, tetapi juga membawa energi perubahan untuk desa. Perluasan jaringan listrik di Desa Singosari ini membuktikan bahwa dengan kerja sama semua pihak, energi bisa menjangkau sektor produktif masyarakat dan mendorong kemandirian desa,” ujar Sugeng Widodo.
Baca juga: PLN Jateng dan DIY Berkomitmen Jaga Keselamatan Personel dan Pelanggan
Pembangunan jaringan listrik ke UD. Pramono bukan tanpa tantangan. Sejak awal November 2024, PLN melakukan berbagai koordinasi intensif dengan Pemkab Boyolali, perangkat desa, hingga instansi teknis seperti DLH dan Dinas PU untuk perizinan penanaman tiang dan pemangkasan pohon.
Proses pembangunan jaringan 3 phasa sepanjang 1.600 meter ini harus melewati jalur ekstrem yang melibatkan dua desa dan ruas jalan kabupaten, serta memastikan jalur tetap aman dari gangguan eksternal.
Berkat sinergi semua pihak dan semangat melayani, pekerjaan fisik berhasil diselesaikan hanya dalam 17 hari kerja efektif. Peningkatan jaringan ini tidak hanya bermanfaat bagi UD. Pramono, tapi juga meningkatkan keandalan listrik seluruh desa, dari 1 phasa menjadi 3 phasa, sehingga membuka peluang baru bagi UMKM, petani, dan pelaku industri rumahan.
Pramono, pemilik UD. Pramono, menyampaikan dampak langsung dari konversi energi ke listrik PLN yang telah dimanfaatkan sejak Januari 2025. Dengan beralih ke listrik PLN, biaya produksinya turun lebih dari 70%, proses produksi lebih lancar, pelayanan konsumen meningkat, dan penggunaan minyak solar berkurang drastis, yang juga berdampak positif terhadap lingkungan.
Hingga April 2025, telah ada 496 pelaku usaha agrikultur di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.
Dengan semangat Hari Lahir Pancasila yang mengedepankan keadilan sosial dan gotong royong, PLN terus bertransformasi menjadi mitra pembangunan desa dan sektor produktif masyarakat melalui energi yang andal, bersih, dan terjangkau.
Pendorong Produktivitas Perekonomian
Sementara itu, Ketua Komite Pengawas Perpajakan (Komwasjak) Kementerian Keuangan Rim yang turut hadir memberikan apresiasi terhadap inisiatif PLN
“Selain melistriki UD. Pramono, jalur listrik yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh penggerak usaha-usaha lain, sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas dan perekonomian masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa PLN diharapkan dapat memperluas identifikasi potensi-potensi usaha yang membutuhkan listrik, sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi maupun perindustrian masyarakat sekitar.
Baca juga: PLN Jateng dan DIY Salurkan Bantuan Perlengkapan Pengungsi Korban Banjir
“Melalui program Electrifying Agriculture, kami berharap para peternak dapat menekan biaya operasional, meningkatkan produktivitas, dan menjadikan listrik sebagai penopang pertumbuhan ekonomi desa yang berkelanjutan,” ujar Edi Srimulyanti, Direktur Retail & Niaga PT PLN (Persero).
Sebagai informasi, UD. Pramono merupakan pengepul susu sapi terbesar di Boyolali, mengelola hingga 20.000 liter susu segar per hari dari lebih dari 1.500 peternak yang tersebar di wilayah Boyolali dan Klaten. Usaha ini juga berperan aktif dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta memasok susu ke berbagai desa wisata di sekitarnya. (01).