
DEMAK, Jatengnews.id — Ketua Dewan Hukum Nasional melalui Tim Khusus dari Dewan Ekonomi Nasional melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (22/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengawasan terhadap program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden RI.
Baca juga : Viral Video Menu MBG SMP Semarang Ternyata Ulat Buah
Perwakilan Tim Khusus Dewan Ekonomi Nasional, Letkol Constantinus Rusmanto, menjelaskan bahwa pihaknya ingin memastikan secara langsung proses pelaksanaan program MBG di lapangan berjalan sesuai harapan.
“Karena ini program langsung dari pemerintah dan menjadi prioritas dari Bapak Presiden, kita ingin sama-sama mensukseskan. Kalau ada kekurangan, mari kita perbaiki bersama,” ujar Rusmanto saat meninjau pelaksanaan di SMP Negeri 2 Demak.
Ia menambahkan, program ini berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya anak-anak sekolah sebagai penerima manfaat. Oleh karena itu, pengawasan dari pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan.
“Kalau ada masukan, bisa langsung disampaikan kepada Kepala Dapur, Koordinator Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), atau Satuan Pelayanan Pembangunan Gizi (SPPG),” imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut, tim turut didampingi oleh Dandim, Sekda, serta para kepala sekolah setempat. Mereka bersama-sama meninjau proses distribusi makanan dan kondisi ruang kelas. Rusmanto menyebutkan bahwa secara umum pelaksanaan program MBG sudah berjalan baik, meski tetap perlu dilakukan sejumlah perbaikan.
Hingga pertengahan Juli 2025, jumlah dapur MBG secara nasional telah mencapai lebih dari 2.000 unit, dengan jumlah penerima manfaat sekitar 6–7 juta siswa. Pemerintah menargetkan jumlah tersebut bisa meningkat hingga 30 ribu dapur hingga akhir tahun, tergantung kesiapan para mitra, baik dari Badan Gizi Nasional (BGN) maupun pelaksana mandiri.
“Program ini masih dalam tahap awal. Jika ada daerah yang belum menerima manfaat, harapannya dapur MBG bisa segera dibangun oleh mitra,” jelas Rusmanto.
Sementara itu, Pengelola Dapur MBG Bintoro 1, Edi Sayudi, mengungkapkan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi peserta didik. Namun, ia mengakui masih ada tantangan, terutama dalam hal adaptasi siswa terhadap menu yang telah disusun oleh ahli gizi.
“Kami jaga betul kebersihan dan sterilisasi makanan. Kendalanya bukan pada bahan baku, tetapi pada proses produksi yang dilakukan sejak tengah malam. Mayoritas tenaga kerja kami adalah ibu-ibu, dengan sistem tiga shift dari sore hingga subuh,” ungkap Edi.
Baca juga : Disdik Semarang Angkat Bicara Soal MBG Ada Ulat
Dapur MBG Bintoro 1 saat ini melayani sekitar 8.000 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan semakin ditingkatkan ke depannya. (03)