
KARANGANYAR, Jatengnews.id – Penyelenggaraan Soloraya Great Sale (SGS) 2025 mencatatkan kesuksesan besar.
Hingga 30 Juli 2025, SGS berhasil mencatat 5,5 juta transaksi dengan total nilai mencapai Rp10,6 triliun, melampaui target semula sebesar Rp10 triliun.
Ketua Panitia SGS 2025, Ferry S Indiarto, mengungkapkan bahwa sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar dalam transaksi tersebut.
Baca juga: Usai Gelaran SGS 2025, Hermes dan Investor Korea Melirik Karanganyar
“Yang paling tinggi dari sektor tourism (pariwisata),” ujar Ferry saat menghadiri Soloraya Trade Tourism & Investment Expo (STTIE) di De Tjolomadoe, Karanganyar, Rabu (30/7/2025) malam.
Agenda STTIE sendiri merupakan bagian dari rangkaian SGS 2025, yang diselenggarakan selama hampir satu bulan penuh di tujuh kabupaten/kota: Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.
Ferry juga menyampaikan, dari jutaan transaksi tersebut, sebanyak 2,73 juta transaksi dilakukan melalui pembayaran digital QRIS dengan nilai mencapai Rp3,2 triliun.
“Transaksi digital semakin dominan, menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan teknologi keuangan,” katanya.
Sementara itu, keterlibatan pelaku UMKM dan pasar tradisional juga cukup signifikan, yakni mencapai 422.000 transaksi dengan total nilai sekitar Rp660 miliar.
Selain memacu konsumsi, SGS 2025 juga menjadi bagian dari strategi besar mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis aglomerasi wilayah, sebagaimana disampaikan Ferry.
“Dengan konsep aglomerasi, potensi tiap wilayah bisa saling melengkapi dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Aglomerasi bukan soal peta. Ini soal cara baru bekerja lintas batas,” tegasnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menambahkan bahwa model kerja sama antarwilayah ini akan memperkuat penawaran investasi dalam skala kawasan.
“Dengan model aglomerasi ini, kami berharap penawaran investasi itu dalam konsep kawasan Soloraya. Jadi tidak ada ego sektoral antara kabupaten/kota,” ujar Sumarno.
Ketua Kadin Jateng, Harry Nuryanto Soediro, menyebut penyelenggaraan SGS dan STTIE telah mulai menarik perhatian investor dari mancanegara.
Baca juga: SGS 2025 Lampaui Target Rp10 Triliun, Siap Diperluas ke Semarang dan Banyumas
“Setidaknya sudah ada ketertarikan dari investor China, Jepang, dan Korea Selatan untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa konsep ekonomi aglomerasi ini akan terus dikembangkan di kawasan lain seperti Semarang Raya dan Pati Raya, sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Jawa Tengah.
“Sehingga perputaran ekonomi di Jawa Tengah bisa terus tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Harry.(02)