28.2 C
Semarang
, 6 Agustus 2025
spot_img

Baca Pledoi Sambil Menangis, Mbak Ita Sebut Nama Megawati

Mbak Ita dituntut jaksa dengan ancaman kurungan enam tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan penjara.

SEMARANG, Jatengnews.id – Sidang pledoi Eks Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Rabu (6/8/2025).

Sebagai terdakwa dugaan kasus korupsi perempuan yang akrab dipanggil Mbak Ita tersebut berkali-kali menyinggung nama Ketua Umum PDIP Megawati sambil serak tangis haru.

Baca juga : Dua Fakta Persidangan Robig Terungkap Penembakan Tidak Sesuai Prosedur

Dalam persidangan tersebut, terlihat hadir bersama suaminya Alwin Basri menyampaikan pledoi atau pembelaan atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang pada sidang sebelumnya telah dibacakan.

Dalam sidang sebelumnya, Mbak Ita dituntut jaksa dengan ancaman kurungan enam tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan penjara.

Mengawali pledoinya, Mbak Ita membacakan beberapa surat dalam Al-Quran yang menjadi pegangannya selama menjalani masa hukuman. Kemudian dirinya mengucapkan terimakasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

Selanjutnya, dirinya menyampaikan bahwa tidak pernah tergantung pada suaminya dan tidak pernah meminta uang untuk keperluan keluarga dari Alwin. Dengan mengaku sebagai latar belakang perempuan dengan berjiwa mandiri, Mbak Ita tidak terima jika direpresentasikan atas tindakan suaminya.

“Saya tidak tergantung pada suami, bahkan saya tidak meminta uang pada suami. Saya tidak pernah tau isi rekening suami saya, bahkan uang yang disimpan suami saya karena ruang kerja saya selalu terkunci dan kunci dibawa suami,” akunya dalam pledoinya di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (6/8/2025).

Tak hanya itu, Mbak Ita juga mengungkapkan bagaimana latar belakangnya dengan suaminya Alwin berbeda. Ia mengaku dari keluarga sederhana, sementara Alwin dari keluarga pengusaha yang secara ekonomi berkecukupan. Dari cerita yang bermuara pada sosok perempuan yang mandiri, Mbak Ita kembali menyebut nama Megawati.

“Saya menjadi wanita mandiri sampai menjadi Wali Kota dan itu juga atas support dari Ibu Megawati bahwa perempuan harus mandiri dan jangan tergantung pada suami sehingga apapun yang terjadi perempuan tetap kuat,” paparnya dengan suara parau dan sempat meneteskan air mata.

Tak berhenti disitu, nama Megawati dalam kalimat Mbak Ita saat mengingat kejadian Pilkada serentak 2024 tempo lalu.

“Saya waktu itu ditugaskan Ibu Ketua Umum Megawati untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Semarang pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Dan saya dijadikan tersangka ketika menjelang mendapatkan rekomendasi,” ujarnya penuh keheranan.

Merasa menjadi korban dalam kasus korupsi di Kota Semarang ini, Mbak Ita kembali menyebut nama Megawati yang dikatakan telah memberikan petuah yang kuat.

“Petuah dari Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan ‘Satriya ing Jayati’ (Sang kesatria pasti menang), kebenaran pasti akan, dan keadilan adalah hukum yang hakiki,” katanya.

“Khususnya kepada Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, selain mengucapkan matur nuwun (Terima Kasih) yang tidak terhingga,” ulangnya menyebut nama Megawati pada beberapa menit kemudian.

Menyinggung kondisinya selama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) perempuan Semarang, Mbak Ita mengaku sempat terpuruk karena harus terpisah dari keluarganya dan kemudian kembali menyebut nama Megawati.

“Saya masih ingat dan semangat atas semua pesan ibu Megawati agar bisa berkarya dimanapun berada,” ujarnya.

“Sehingga saya sampai membuat buku. Selama di Lapas juga melakukan urban farming mengajak teman-teman sebagai bentuk mendukung program bapak presiden,” sambungnya.

Diakhir pledoinya, dirinya menyampaikan banyak terimakasih kepada Badan Hukum Advokat DPP PDIP yang telah mendampinginya selama ini.

Baca juga : Tiga Camat Jadi Saksi Sidang Mbak Ita, Akui Dapat Tekanan dari Alwin Basri

“Terima kasih kepada Ibu Megawati yang telah menugaskan tim PDIP untuk  terus mengawal dari mulai penyidikan sampai sekarang. Tentu Ibu Megawati juga memberikan semangat kepada saya sebagai kader ketika mengangkat kebenaran dan keberanian. Karena kebenaran pasti menang,” katanya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN