27 C
Semarang
, 11 September 2025
spot_img

Revitalisasi Sekolah: Langkah Positif Menuju Pendidikan Berkualitas

Penulis: Akrom, Aktivis Pemerhati Kebijakan Pendidikan

JAKARTA – Pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Meski konstitusi menjamin hak belajar, banyak sekolah di pelosok masih beroperasi dengan fasilitas minim. Ruang kelas bocor, toilet rusak, laboratorium kosong, hingga perpustakaan tanpa buku menjadi masalah klasik yang menurunkan mutu belajar sekaligus melemahkan motivasi guru dan siswa.

Di Kabupaten Tegal, BPS (2024) mencatat 38% sekolah dasar dan menengah belum layak. Secara nasional, Kemendikdasmen (2024) melaporkan 36% sekolah di wilayah 3T mengalami kerusakan berat. Sementara di Vietnam, 95% sekolah sudah memenuhi standar (UNESCO, 2023). Perbedaan ini menegaskan pentingnya percepatan revitalisasi sekolah di Indonesia.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan

Revitalisasi sekolah kini menjadi agenda prioritas nasional melalui Inpres No. 7 Tahun 2025. Program ini tidak sekadar memperbaiki bangunan, tetapi juga melengkapi ruang kelas, ruang guru, laboratorium, perpustakaan, toilet, dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Penelitian Wijaya Putri (2024) menunjukkan fasilitas memadai meningkatkan kenyamanan siswa hingga 30% dan membuat proses belajar lebih efektif. Artinya, revitalisasi sekolah bukan hanya pembangunan fisik, tetapi penciptaan lingkungan belajar yang kondusif.

Tahun 2025, pemerintah menargetkan revitalisasi 10.440 sekolah dan madrasah dengan anggaran Rp17,1 triliun (Kemendikdasmen, 2025). Anggaran ini kini sepenuhnya dikelola Kemendikdasmen agar lebih sesuai dengan kebutuhan pendidikan.

Selain meningkatkan mutu pendidikan, program ini juga memberi efek ekonomi. Setiap Rp1 triliun investasi diperkirakan menciptakan 20.000 lapangan kerja baru, mulai dari tenaga konstruksi hingga penyedia bahan bangunan.

Transparansi Melalui Swakelola

Untuk menghindari penyalahgunaan anggaran, dana revitalisasi dikelola dengan mekanisme swakelola. Dana dikirim langsung ke rekening sekolah dan dikelola Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) bersama masyarakat. Pola ini memperkuat transparansi karena orang tua, guru, dan tokoh lokal dapat mengawasi penggunaan dana.

Pendampingan teknis dilakukan oleh perguruan tinggi dan dinas pendidikan, sehingga sekolah tidak hanya mendapatkan fasilitas baru, tetapi juga keterampilan manajemen anggaran yang transparan dan akuntabel.

Baca juga: Membangun Karakter Anak Sejak Dini:  Pentingnya Inovasi Pendidikan yang Inspiratif

Revitalisasi sekolah berdampak langsung pada peningkatan karakter dan prestasi siswa. Lingkungan belajar yang bersih dan lengkap mendorong disiplin, rasa percaya diri, serta kreativitas. Dalam lima tahun ke depan, kualitas pendidikan di daerah terpencil diprediksi meningkat hingga 50%, memberi kesempatan setara bagi siswa di desa maupun kota untuk bersaing di tingkat global.

Revitalisasi sekolah adalah investasi jangka panjang, bukan proyek sesaat. Dengan fasilitas layak, tata kelola transparan, dan dukungan semua pihak, program ini diharapkan melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan siap membawa Indonesia menuju Generasi Emas 2045. (01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN