
JAKARTA, Jatengnews.id – Tampil apik dan memukau, dalang cilik asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yakni Respati Listyatmoko dalam ajang Festival Dalang Anak (FDA) Nasional 2025.
Seorang bocah berusia 13 tahun tampil percaya diri membawakan lakon Prabakusuma Labuh dengan gaya pewayangan khas Surakarta di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin (3/11/2025).
Respati menjadi penampil pertama mewakili Jawa Tengah di kelompok B. Sebelumnya, dalang cilik asal DKI Jakarta dan Lampung juga menunjukkan kebolehannya di hadapan para juri dalam ajang bergengsi yang digelar oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi).
Baca juga: Sumanto Pacu Regenerasi Dalang Muda Lestarikan Budaya Wayang Kulit
Gayanya yang jenaka, spontan, dan penuh improvisasi membuat penonton tak henti tertawa. Siapa sangka, pembawaannya yang humoris itu ternyata menurun dari sang ayah, Ki Bagong Yunioko (40), seorang dalang aktif yang juga giat melestarikan seni pedalangan di Wonogiri.
Namun, perjalanan Respati menjadi dalang cilik tidak selalu mudah. Ia sempat menolak meneruskan jejak sang ayah.
“Dulu saya meniru sabetan bapak, tapi selalu gagal. Bapak sampai bilang ‘Ora usah dadi dalang’. Akhirnya saya ngambek, enggak mau main wayang lagi,” cerita Respati sambil tertawa.
Seiring waktu, rasa cintanya terhadap dunia wayang tumbuh kembali. Dukungan keluarga dan lingkungan membuatnya bersemangat menekuni seni pedalangan.
“Sekarang saya suka banget dalang. Tiap hari latihan, kadang libur kalau capek,” ujarnya.
Dalam lakon Prabakusuma Labuh, Respati membawakan kisah tentang pertanian dan tokoh Batari Sri dengan sentuhan humor khas anak muda. Adegan paling mencuri perhatian adalah saat ia menggambarkan para rewang Batari Sri sebagai makhluk “hantu baik” berbentuk mustika tanaman—ada yang seperti singkong, duku, hingga melon.
Meski masih duduk di bangku kelas 2 SMP, prestasi Respati cukup mengagumkan. Ia telah menyabet sejumlah penghargaan di berbagai ajang pedalangan.
“Tahun 2022 saya juara tiga, 2023 juara satu, dan tahun ini juara satu tingkat kabupaten, lalu juara dua tingkat provinsi,” ungkapnya bangga.
Kini, di ajang nasional, ia membawa semangat besar untuk mengharumkan nama Jawa Tengah.
“Optimis bisa tampil bagus. Yang penting tampil maksimal,” katanya penuh semangat.
Sebelum meninggalkan panggung, Respati menyampaikan pesan sederhana namun bermakna bagi generasi muda dalam bahasa Jawa:
“Piye ben iso mencintai budaya, iso mencintai wayang, belajar lah budaya Jawa supaya budaya Jawa ora dipek bangsa liya.”
(Bagaimana supaya bisa mencintai budaya, mencintai wayang, belajarlah budaya Jawa agar budaya kita tidak diambil bangsa lain.)
Sang ayah, Ki Bagong Yunioko, mengakui mendidik anak di era digital bukan perkara mudah. Godaan gawai dan game sering membuat anak kehilangan fokus.
“Kadang dibully sedikit biar semangat. Tapi bukan marah, lebih ke motivasi. Saya ingin dia belajar konsisten,” tuturnya sambil tersenyum.
Baca juga: Semarak Kirab Budaya dan Merti Desa Limbangan Kendal, Warga Berebut Gunungan
Festival Dalang Anak Nasional 2025 diikuti 28 dalang cilik dari 9 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Lampung, DIY, Jambi, NTB, dan Jawa Tengah. Dari Jawa Tengah, terdapat lima perwakilan:
Danendra Dananjaya Djuanda (Kategori A, Kota Semarang)
Kenzie Lintang Trenggono (Kategori A, Kabupaten Semarang)
Respati Listyatmoko (Kategori B, Wonogiri)
Syafathur Dwi Aprian (Kategori B, Cilacap)
Muhammad Amin Al Basri (Kategori B, Rembang)
Sekretaris Pepadi Jawa Tengah, Bambang Sulanjari, menyampaikan bahwa persiapan peserta dilakukan secara matang sejak seleksi tingkat korwil hingga provinsi.
“Kami ingin anak-anak tampil percaya diri dan membawa nama baik Jawa Tengah,” ujarnya.
Meski tidak menargetkan juara, Bambang optimistis Jawa Tengah memiliki peluang besar.
“Melihat potensi anak-anak ini, saya yakin mereka bisa tampil maksimal dan membanggakan,” pungkasnya. (01).