DONGGALA, Jatengnews.id – Kecamatan Pinembani di Kabupaten Donggala mulai dilirik sebagai calon kawasan transmigrasi baru.
Tim 2 Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (UNDIP) bersama Kementerian Transmigrasi tengah melakukan kajian menyeluruh untuk memetakan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.
Ketua Tim 2 Ekspedisi Patriot Kabupaten Donggala, Muhammad Iqbal Fauzan, S.P., M.Si., mengungkapkan bahwa Pinembani menyimpan potensi besar, terutama dari komoditas kakao. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah ini menjadi salah satu sentra kakao terbesar di Donggala dengan produksi mencapai sekitar 10 ribu kwintal per tahun dan terus menunjukkan tren peningkatan dalam lima tahun terakhir.
Baca juga : UNDIP Petakan Komoditas Unggulan Transmigrasi Basidondo Tolitoli
“Pinembani punya potensi pertanian dan perkebunan yang sangat menjanjikan, tapi masih ada sejumlah persoalan mendasar yang perlu segera dibenahi, terutama akses jalan dan sarana penunjang,” ujarnya.
Tim Ekspedisi Patriot sebelumnya telah melakukan kegiatan serupa di Kecamatan Rio Pakava selama 45 hari, mencakup pemetaan wilayah, FGD bersama pemangku kepentingan, hingga pengambilan sampel tanah untuk analisis kesesuaian lahan. Kajian di Pinembani diharapkan menjadi dasar perencanaan pengembangan kawasan transmigrasi berbasis data dan potensi lokal.
Namun, di balik potensi besar tersebut, tantangan infrastruktur masih menjadi kendala utama. Jalan utama dari Pinembani menuju Kota Palu masih berupa tanah dan bebatuan, membuat biaya transportasi hasil panen melonjak tinggi.
“Hasil panennya ada, tapi keluar ke kota saja sudah habis buat ongkos,” keluh salah satu petani kakao di Pinembani.
Kondisi ini juga berdampak pada ketersediaan pupuk dan sarana produksi pertanian. Ahmad Affandi, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pinembani, menyebut distributor enggan memasok pupuk ke wilayah tersebut karena ongkos kirim yang tinggi.
Tim menilai, jika hambatan dasar seperti akses jalan dan distribusi bisa diatasi, Pinembani berpotensi menjadi kawasan pertanian produktif dan berdaya saing.
“Diperlukan dukungan pemerintah pusat dan daerah agar pengembangan kawasan transmigrasi di sini tidak berhenti di kajian, tapi juga diwujudkan dalam pembangunan nyata,” tambah Iqbal.
Upaya pengembangan Pinembani ini sejalan dengan komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, serta pemerataan pembangunan wilayah.
Baca juga : Pupuk Indonesia Tegaskan Kepatuhan Titik Serah Kunci Kelancaran Distribusi Pupuk Bersubsidi
Dengan potensi lahan subur dan dukungan kebijakan yang tepat, Pinembani bisa tumbuh sebagai kawasan transmigrasi berbasis komoditas unggulan kakao yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sulawesi Tengah. (03)




