Beranda Pendidikan Dosen Muda USM Pimpin Relawan Internasional di Penang Malaysia

Dosen Muda USM Pimpin Relawan Internasional di Penang Malaysia

Arif memimpin tim relawan lintas daerah dan negara untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Sekolah Rendah Al-Itqan, Penang.

Arif Hidayat pengabdian di sekolah rendah Al-Itqan Penang, Malaysia
Arif Hidayat pada saat melakukan pengabdian di sekolah rendah Al-Itqan Penang, Malaysia. (Foto: dok/Arif)

SEMARANG, Jatengnews.id – Hiruk pikuk ruang kelas menjadi rutinitas harian Arif Hidayat, dosen muda Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM).

Di balik aktivitas akademiknya, Arif baru saja menuntaskan misi kemanusiaan internasional sebagai Project Leader Voluntournation Interxpedition Programme di Pulau Penang, Malaysia.

Baca juga: Pengabdian Masyarakat, Dosen UNNES Beri Pelatihan Pembelajaran Hypnoteachin

Melalui program tersebut, Arif memimpin tim relawan lintas daerah dan negara untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Sekolah Rendah Al-Itqan, Penang. Kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian skala internasional yang bertujuan memberi kontribusi nyata bagi dunia pendidikan dan masyarakat lokal.

Aktif Sejak Bangku Kuliah

Keterlibatan Arif di dunia relawan bukanlah hal baru. Sejak masih menjadi mahasiswa S1, ia telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial berskala nasional. Bagi Arif, dunia volunteer bukan sekadar ajang mencari pengalaman organisasi, melainkan panggilan nurani untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat.

“Saya terjun menjadi relawan karena kesadaran diri dan kepekaan terhadap lingkungan sosial,” ujarnya.

Dedikasi tersebut membawanya dipercaya memimpin program pengabdian internasional tahun ini.

Amanah Internasional di Negeri Jiran

Dalam pelaksanaan program di Sekolah Rendah Al-Itqan, Arif memastikan kehadiran para relawan mampu memberikan dampak positif bagi proses belajar mengajar dan lingkungan sekolah. Selain memimpin tim, ia juga terlibat langsung dalam kegiatan edukasi, pendampingan, dan penguatan karakter siswa.

Pengalaman ini menjadi bukti bahwa dosen tidak hanya berperan di ruang kelas, tetapi juga mampu membawa misi kemanusiaan lintas negara.

Untuk menjaga keseimbangan antara tugas kampus dan kegiatan relawan, Arif menerapkan sistem manajemen waktu berbasis tiga skala prioritas: rendah, menengah, dan utama. Ia juga memanfaatkan sticky notes sebagai pengingat agenda penting agar seluruh tanggung jawab dapat berjalan beriringan.

Pesan untuk Mahasiswa

Arif berpesan agar mahasiswa Ilmu Komunikasi USM berani keluar dari zona nyaman dan memperluas pengalaman di luar ruang kelas.

Baca juga: Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM Beri Penyuluhan Bahaya Seks Bebas Bagi Remaja di Desa Kandri

“Mahasiswa Ilkom tidak dilahirkan untuk tinggal di ruang kelas semata. Kita tumbuh dalam perjumpaan, perbedaan, dan keberanian,” katanya.

Menurutnya, pengalaman lapangan mengajarkan empati, kepekaan, serta kebijaksanaan yang tidak selalu ditemukan di buku teks. Ia menekankan bahwa komunikator hebat bukan hanya yang fasih berbicara, tetapi mereka yang berani hadir, belajar, dan bertumbuh. (01).

Exit mobile version